Advertisement

Harga Benguk Meroket Bikin Produsen Tempe Bingung

Beny Prasetya
Selasa, 10 April 2018 - 09:17 WIB
Nina Atmasari
Harga Benguk Meroket Bikin Produsen Tempe Bingung Ilustrasi pembuatan tempe benguk. - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO– Harga benguk (jenis kacang-kacangan) di Kulonprogo mencapai Rp 14.000 per kilogram (kg). Biasanya harga benguk berkisar di  Rp6.000. Harga tersebut membuat beberapa industri yang menggunakan benguk sebagai bahan utama mengalami kerugian.

Penjual Benguk, Cipto Karso warga  Karang Tengah mengaku selama sebulan ini harga benguk selalu di atas Rp 14.000. Padahal biasanya harga benguk hanya berkisar di harga Rp6.000.

"Harga untuk di Kulonprogo tergantung dari mananya, misal Madura bisa tembus Rp14.000," katanya.

Menurutnya harga benguk yang terus membubung tinggi ini dikarenakan daerah penghasil benguk seperti Gunungkidul dan Jawa Timur belum masuk masa panen. Biasanya penurunan baru terjadi di akhir Mei atau Juni sesuai dengan masa panen benguk.

"Karena terjadi kelangkaan di Kulonprogo, makanya naik," katanya.

Cipto juga berpendapat, Kulonprogo yang tidak mempunyai  lahan penghasil benguk lagi. Hal itu membuat harga benguk terus merangkak naik dari tahun ke tahun.

"Jadi di Kulonprogo itu benguk dari luar semua. Paling dekat Gunungkidul, paling kecil bentuknya dan paling murah," katanya.

Mahalnya harga benguk membuat pembuat tempe benguk, Sumijo warga Serang, Sendangsari harus menyesuaikan ukuran benguk. Menurutnya dengan harga mencapai Rp17.000 untuk benguk ukuran super bukanlah harga yang wajar.

"Tidak mungkin saya menurunkan kualitas untuk ke benguk yang lain, makanya saya menyesuaikan di kuantitas," katanya.

Begitu juga dengan Parmo, pembuat geblek tempe ini juga mengeluhkan harga benguk yang mahal. Menurutnya harga ini menjadi harga tertinggi selama 10 tahun belakangan. "Baru kali ini harga mencapai Rp17.000 di pelaku pembuat tempe benguk," katanya.

Menurutnya harga tersebut diperparah dengan terlalu banyaknya lahan benguk di Kulonprogo yang berubah bentuk menjadi pohon mahoni. "Mungkin di pemberitaan tidak banyak, karena benguk bukan komoditi utama, tetapi ini udah tinggi," katanya.

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ribuan Tentara Angkatan Laut Amerika Serikat Ikuti Pelatihan di di Australia

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 20:57 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement