Advertisement

Aduh, Gumuk Pasir di Parangtritis Bantul Makin Kritis

David Kurniawan
Sabtu, 21 Juli 2018 - 07:10 WIB
Laila Rochmatin
Aduh, Gumuk Pasir di Parangtritis Bantul Makin Kritis Gumuk pasir di Pantai Parangtritis. - IST/Humas Pemkab Bantul

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL -- Gumuk pasir di kawasan Pantai Parangtritis, Kecamatan Kretek, semakin memprihatinkan. Hal ini tidak lepas dari banyaknya bangunan dan vegetasi di sekitar pantai yang membuat area gumuk terus mennyusut.

Data dari Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP), kawasan gumuk pasir memiliki luas 412,8 hektare (ha). Luasan ini terbagi menjadi tiga area, yakni zona inti seluas 141,4 hektare. Sedangkan sisanya 176,4 ha merupakan kawasan penunjang dan 95,3 hektare sebagai zona peruntukan terbatas.

Berbeda dengan dua zona lainnya, di zona inti harus benar-benar bersih dari bangunan atau tanaman sehingga keberadaan gumuk dapat terlindungi dan tetap lestasi. Namun faktanya, di kawasan zona inti, selain banyak tanaman yang tumbuh, juga terdapat sejumlah bangunan mulai dari tambak hingga bangunan rumah atau kandang milik warga.

Anggota Komisi VII DPR Agus Sulistiyono mengatakan keberadaan gumuk pasir harus diperhatikan serius karena jika terus dibiarkan terancam punah. Dia mencontohkan di era 1970-an, kawasan gumuk pasir masih indah dengan hamparan pasir yang sangat luas. Namun sekarang kondisi tersebut sudah jauh berbeda karena kawasan ini banyak tertutupi tumbuh-tumbuhan hingga bangunan.

“Harus dilakukan tindakan radikal untuk menyelamatkan gumuk pasir. Sebab jika terus dibiarkan seperti ini, 20 tahun ke depan, keberadaannya bisa hilang,” katanya di sela-sela kunjungan di gumuk pasir, Jumat (20/7/2018).

Menurut Agus, gumuk pasir tidak hanya menjadi aset nasional, tetapi juga dunia. Hal ini tidak lepas dari keberadaannya yang hanya ada dua di dunia. “Warga Bantul patut berbangga, tetapi juga harus ada komitmen untuk melestarikan sehingga keberadaanya tidak punah,” kata politikus PKB ini.

Ia menjelaskan langkah ekstrem untuk menyelamatkan gumuk pasir tidak lain dengan sterilisasi di kawasan zona inti. Salah satunya dengan menebangi pohon-pohon atau bangunan yang menjadi penghalang bagi pasir dari laut menuju area gumuk.

“Ya kalau ada penghalang, pasir yang tertiup angin tidak bisa masuk dan pembentukan gumuk pasir jadi terhambat,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Ketua Komisi VII DPR  Tamsil Linrung. Menurut dia, semua pihak harus ikut berpartisipasi melestarikan gumuk pasir. “Harus benar-benar dijaga dan dilestarikan apalagi keberadaannya hanya ada dua di dunia,” katanya.

Kepala PGSP Nicky Setiawan juga tidak menampik jika keberadaan gumuk pasir makin kritis. Meski mengaku belum ada kajian secara mendalam, tetapi ancaman kepunahan sudah dapat dilihat secara kasat mata.

Dia mencontohkan di kawasan yang sering dijadikan tempat manasik haji ini, debit pasir gumuk sudah jauh berkurang dan membentuk lubang. Hal ini terjadi karena tidak ada pasokan pasir baru dari pantai yang tertiup angin. “Kalau terus dibiarkan lama kelamaan gumuk pasir itu akan hilang,” kata dia.
Nicky menjelaskan makin berkurangnya area gumuk pasir tidak lepas dari banyaknya penghalang yang membuat pasir dari laut sulit masuk ke kawasan gumuk.

“Dulu pernah dilakukan penertiban dengan membongkar bangunan yang menjadi penghalang, tetapi seiring berkembangnya wisata, bangunan-bangunan baru muncul kembali,” ujar Nicky.
Dia menambahkan untuk penyelamatan gumuk pasir harus dilakukan kajian yang mendalam. Hal ini tidak lepas dari keberadaan pelaku wisata di kawasan ini. “Harus ada solusi bersama sehingga gumuk pasir tetap lestari, tetapi para pelaku wisata juga tetap berjalan,” kata dia.

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Panggil Stafsus Menaker Era Hanif Dhakiri

News
| Selasa, 17 Juni 2025, 13:07 WIB

Advertisement

alt

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI

Wisata
| Jum'at, 06 Juni 2025, 16:02 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement