Universitas Sanata Dharma Kembali Melahirkan Apoteker Profesional
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Universitas Sanata Dharma (USD) kembali melahirkan 83 apoteker dari Program Studi Apoteker, Fakultas Farmasi (FF). Apoteker angkatan XXXV, diambil sumpah janji apotekernya di Kampus 3 USD, Paingan, Sleman, Sabtu (20/10/2018).
Dekan FF USD Yustina Sri Hartini menjelaskan hingga saat ini FF USD telah meluluskan sebanyak 2.665 apoteker. Dan pada angkatan XXXV dari 83 apoteker baru terdiri dari 60 orang wanita dan 23 orang pria.
Advertisement
“Para apoteker baru tersebut telah melewati serangkaian proses di FF USD, Iulus dalam menempuh berbagai ujian kompetensi yang dilaksanakan secara nasional. Kelulusan mahasiswa kami adalah hasil kerja keras dari mahasiswa dan semua mhak yang telah bersama-sama mahasiswa kami berproses untuk mencapai titik ini,” ujarnya, Sabtu (20/10/2018).
Pada kesempatan itu pula diberikan penghargaan kepada wisudawan berprestasi yaitu Gracia Elwy Nona Sanjivany dengan IPK 3,91 bentuk penghargaan Dexa Award, lalu Sridea dengan IPK 3,91 bentuk penghargaan USD Award, lalu Ineke Andrayani IPK 3,91 bentuk penghargaan USD Award, selanjutnya Benedicta Fidelia Putranti IPK 3,91 bentuk penghargaan K24 Award, dan Yohanes Medika Seta Diaseptana dengan IPK 3,91 bentuk penghargaan K24 Award.
Rektor USD, Johanes Eka Priyatma mengungkapkan dewasa ini dunia pendidikan pada umumnya dan pendidikan profesi apoteker berada dalam posisi yang krusial karena perannya yang sangat penting di satu sisi, tetapi di sisi yang laln menghadapi berbagai perubahan dan tantangan dimana peluang dan ancaman yang ditimbulkannya sama besar.
Peluang dan ancaman tersebut dipacu oleh kehadiran teknologi informasi yang semakin hari semakin tejangkau, semakin cerdas, dan merasuk ke semua sendi kehidupan. Kehebatan teknologi ini akan semakin tak terbayangkan oleh karena lahirnya berbagai penemuan baru seperti lnternet of Thing, Big Data Analysis, Artificial Intelligence, Virtual Reality, serta 3D Printing, karena kehadiran teknologi mutakhir ini maka dunia pendidikan kita akan menjadi bagian dari tata masyarakat baru yang sering diberi name Era lndustri 4.0.
“Kemampuan para apoteker untuk menyiapkan diri di era baru ini menuntut berbagai sikap dasar yang sangat menentukan keberhasilan kiprah apoteker di tengah masyarakat. Sikap dasar yang paling panting adalah kesediaan dan keterbukaan apoteker untuk terus belajar dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie mengucapkan kepada Dekan Fakultas Farmasi beserta jajarannya dan apoteker baru beserta keluarga yang berhasil menuntaskan pendidikan apoteker. “Dengan demikian bertambah tenaga kesehatan, khususnya tenaga Apoteker yang sampai saat ini masih banyak dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan,” katanya.
Menurutnya pelayanan kefarmasian adalah bagian penting dari pelayanan kesehatan dan merupakan bentuk pelayanan serta tanggungjawab langsung profesi, kefarmaslan dengan paradigma baru, pelayanan kefarmasian yang komperhensif dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan kafarmasnan, melindungi pasien den masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).
Ketua Pengurus daerah Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) DIY, Nanang Munif Yasin menyampaikan selamat, diambil sumpah janji para apoteker baru. Ia juga berpesan apoteker baru harus memiliki bekal yang istimewa. “Salah satu bekal itu berupa SIAP (Skill, Inovation, Attitude, Professional),” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Angka Kemiskinan Sleman Turun Tipis Tahun 2024
- Perluasan RSUD Panembahan Senopati Bantul Tinggal Menunggu Izin Gubernur
- Gunungkidul City Run & Walk 2024: Olahraga, Pariwisata, dan Kebanggaan Daerah
- Resmi Diluncurkan, 2 Bus Listrik Baru Trans Jogja Bertahan hingga 300 Km Sekali Isi Daya
- Kemiskinan Sleman Turun Tipis, BPS Sebut Daya Beli dan Inflasi Jadi Biang
Advertisement
Advertisement