Advertisement

Hujan Terus Mengguyur, Dinkes Sleman Antisipasi DBD dan Leptospirosis

Fahmi Ahmad Burhan
Rabu, 28 November 2018 - 15:15 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Hujan Terus Mengguyur, Dinkes Sleman Antisipasi DBD dan Leptospirosis Ilustrasi nyamuk DBD - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Seiring datangnya musim hujan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman mulai mengantisipasi merebaknya demam berdarah dengue (DBD) dan leptospirosis.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Sleman, Dulzaini, mengatakan jajarannya mengantisipasi merebaknya penyakit DBD di musim hujan karena banyak tampungan air yang berpotensi menjadi perindukan nyamuk aedes aegypti. Nyamuk ini merupakan faktor penular utama DBD saat musim hujan.

Advertisement

Sebelumnya, Dinkes Sleman mengantisipasi DBD di musim penghujan dengan mengecek titik-titik wilayah yang bisa memicu merebaknya jentik nyamuk. Dulzaini mengatakan Dinkes memonitor keberadaan jentik nyamuk di rumah-rumah warga dan mencari data terkait angka bebas jentik (ABJ) di berbagai wilayah.

"Selain DBD, ada juga penyakit yang perlu diwaspadai saat musim hujan yakni leptospirosis. Lingkungan yang tidak bersih dan banyak tikus berpotensi mengandung bakteri leptospira, sehingga dapat menular ke manusia," ujarnya saat ditemui Harian Jogja, Rabu (28/11/2018).

Dinkes, menurut Dulzaini, mengimbau agar masyarakat membiasakan diri untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Selain itu dalam mencegah DBD Dinkes juga mengimbau agar masyarakat bisa meningkatkan kebersihan lingkungan. "Terutama barang-barang yang bisa menampung air hujan, seperti kaleng dan botol harus dibersihkan," katanya.

Berdasarkan data Dinkes Sleman sampai pertengahan November 2018 kasus DBD di Sleman mencapai 100 kasus. Menurut Dulzaini ada penurunan jumlah kasus sampai 327 kasus di tahun ini, dari tahun sebelumnya yang mencapai 427 kasus.

Terkait dengan kasus leptospirosis, sampai November ini sudah ada 31 kasus leptospirosis dengan dua orang meninggal dunia. Sama halnya dengan DBD, kasus leptospirosis mengalami penurunan dibanding 2017 yang mencapai 46 kasus dengan empat orang meninggal dunia.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi mulai Selasa (27/11) sampai Jumat (30/11) wilayah DIY berpotensi terjadi peningkatan curah hujan yang tinggi. Kepala Stasiun Klimatologi Mlati BMKG Yogyakarta, Agus Sudaryatno, mengatakan musim hujan di tahun ini mundur satu dasarian dari perkiraan sebelumnya. "Karena adanya El Nino, awal musim hujan mundur satu dasarian dari sebelumnya di dasarian pertama November mundur satu dasarian," kata Agus. Selain itu, faktor dari adanya El Nino tersebut juga membuat suhu di wilayah DIY menjadi panas dan curah hujan berkurang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Gorontalo

News
| Kamis, 25 April 2024, 04:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement