Advertisement
AMPY Desak Pemerintah DIY Menyelesaikan Sejumlah Pekerjaan Rumah
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Aliansi Mahasiswa Peduli Yogyakarta (AMPY) menilai wilayah DIY masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Mulai tata kota hingga masalah kesenjangan sosial.
Koordinator AMPY Rian Fandi mengatakan sejumlah pekerjaan rumah harus segera dituntaskan pemerintah tahun depan. Persoalan yang menurutnya mendesak diselesaikan terdiri dari sejumlah sektor.
Advertisement
"Mulai tata kota yang perlu dibenahi, kesenjangan ekonomi, sosial dan infrastruktur di pelosok DIY," katanya saat berkunjung ke kediaman mantan Bupati Bantul Idham Samawi di kawasan Baciro, Jogja, Minggu (23/12/2018).
Selain masalah tersebut, dia juga menyoroti persoalan sosial dan keberagaman yang akhir-akhir ini muncul di Jogja. Salah satunya masalah munculnya fenomena intoleransi di DIY.
Dia berharap jika Idham terpilih kembali menjadi anggota DPR RI bisa memperjuangkan aspirasi dan menyelesaikan persoalan di DIY. "Kami meminta agar dilakukan penguatan nilai-nilai Pancasila dan kebangsaan di masyarakat. Kami menitipkan aspirasi ini kepada pak Idham agar bisa memperjuangkan aspirasi kami," ungkapnya.
Salah satu alasan Idham dinilai mampu memperjuangkan hal itu karena ia memiliki segudang pengalaman secara politis. Terbukti Idhadinilai mampu selama dua periode menjadi Bupati Bantul, mampu memajukan Bantul hingga swasembada beras. Sebagai anggota Komisi V DPR RI juga merealisasikan janjinya, seperti bantuan stimulan perumahan swadaya, ujar Rian.
Idham mengaku bangga dengan amanah tersebut. Apalagi mahasiswa yang ada di DIY berasal dari seluruh Indonesia. Terkait masalah tata kota, seperti kemacetan, Idham menyarankan supaya Pemkab dan Pemkot bersama Pemda DIY duduk bersama mencari solusi bersama.
"Apalagi wilayah DIY tidak begitu luas, tidak bisa diselesaikan sendiri-sendiri," tuturnya.
Mantan Bupati Bantul itu sempat mengkritik adanya asrama mahasiswa daerah. Menurut dia seharusnya saat belajar di DIY, mahasiswi bisa berbaur tinggal bersama mahasiswa dari daerah lainnya. Tidak dikelompokkan dalam satu asrama asal daerah.
"Rugi besar kalau hanya kumpul satu daerah, tidak bisa mengenal budaya daerah lainnya," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Selasa 23 April 2024: Hujan Ringan
- Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Selasa 23 April 2024, Tiket Rp50 Ribu
- Jalur Trans Jogja, Melewati Kampus Mal hingga Destinasi Wisata
- Jadwal Pemadaman Listrik Jogja dan Sekitarnya Selasa 23 April 2024, Cek Lokasi!
- Catat! Ini Jadwal SIM Keliling Jogja Bulan April 2024
Advertisement
Advertisement