Advertisement
Resepsi Dhaup Ageng di Pura Pakualaman Gunakan Konsep Piring Terbang, Ini Menu yang Disajikan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Resepsi pernikahan Putra sulung KGPAA Paku Alam X, Bendara Pangeran Harya (BPH) Kusumo Bimantoro dengan Maya Lakshita Noorya di Pura Pakualaman, Sabtu (5/1/2019) pagi menggunakan konsep "piring terbang".
Piring terbang adalah konsep menyuguhkan makanan pada tamu dengan memberikan makanan per porsi dalam satu piring. Piring tersebut akan diantar oleh petugas pada para tamu. Jadi, tamu tinggal duduk di barisan tempat duduk yang sudah disediakan, makanan akan diberikan kepadanya.
Advertisement
Konsep ' piring terbang' ini lazim digunakan pada resepsi pernikahan atau acara lain di Solo, Jawa Tengah. Konsep ini berbeda dengan konsep prasmanan yang lazim digunakan di Jogja. Konsep prasmanan adalah menyediakan berbagai makanan di meja dalam wadah besar, dan para tamu dipersilakan mengambil sesuai keinginan mereka.
Pada resepsi Putri Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X menggunakan konsep prasmanan. Namun, berbeda dengan Sultan, dhaup ageng di Pura Pakualaman menggunakan konsep piring terbang.
Para tamu disuguhi sajian dalam tiga piring yang diberikan oleh petugas sinoman. Semua petugas tersebut laki-laki yang berpakaian peranakan Jawa. Para tamu yang datang diarahkan untuk duduk di deretan tempat duduk yang sudah diklasifikasikan, seperti tamu VVIP, tamu VIP, tamu undangan dan tempat duduk khusus ajudan tamu VVIP.
Di deretan tempat duduk tersebut ada meja di antaranya. Satu meja untuk enam kursi. Di atas meja terdapat gelas berisi minuman. Ada dua jenis minuman yang disajikan yakni air putih dan wedang serai. Tamu yang duduk dipersilakan mengambil minuman di meja terdekat.
Harian Jogja yang ikut hadir dalam resepsi tersebut kemudian diarahkan untuk duduk di salah satu blok. Tak berapa lama setelah duduk, petugas mendatangi dan memberikan piring makanan.
Piring pertama adalah snack yang berisi tiga macam makanan yakni kue lapis legit, kroket ayam dan kacang mete. Selang beberapa menit kemudian, petugas datang kembali memberikan piring kedua berisi sup ayam belimbing wuluh.
Jeda beberapa menit dari piring kedua, diberikan piring terakhir berupa makan berat. Makan ini terdiri nasi putih, sambal udang galah dan bistik sapi.
Meski tamu datang tidak bersamaan, setiap tamu tetap mendapatkan sajian tiga piring tersebut dengan urutan yang sama dan jeda waktu yang cukup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Menteri Riefky Harsya: Revisi UU Hak Cipta Berdampak Pada Kesejahteraan Ekosistem Musik
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Sheila On 7 Bakal Ramaikan JVWF Musicfest 2025 di Lapangan GSP UGM
- Guguran Lava Merapi Terjadi 21 Ribu Kali dalam 6 Bulan Terakhir
- 20 SMP di Gunungkidul Tak Mendapatkan Siswa Baru di SPMB 2025
- Penyebab Tagihan Listrik Penerangan Kampung di Bantul Membengkak, Daya Dinaikkan dan Diduga Dipakai Keperluan Lain
- Bupati Sleman Keluarkan 90 Rekomendasi Penggunaan TKD, Tinggal Menunggu Izin Gubernur DIY
Advertisement
Advertisement