Advertisement
Tunggu Malioboro Sempurna, Kotabaru Belum Masuk Program Promosi Wisata

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Pariwisata (Dispar) DIY tahun ini belum memasukkan Kawasan Pedestrian Kotabaru dalam program promosi destinasi wisata Kota Jogja. Dinas menunggu Kawasan Pedestrian Malioboro tertata secara penuh terlebih dahulu sebelum menawarkan paket wisata Kotabaru.
“Tahun ini Malioboro pun belum. Program promosi untuk Kotabaru akan dibujetkan setelah kawasan itu selesai ditata, terintegrasi penuh menjadi kawasan yang terhubung dengan ruang publik di Kridosono dan Stasiun Lempuyangan,” kata Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas Destinasi Wisata Dispar DIY, Wardoyo, saat dihubungi Harian Jogja melalui saluran telepon, Minggu (20/1/2019).
Advertisement
Menurutnya jika saat ini Kotabaru keburu-buru dimasukkan dalam program destinasi wisata, wisatawan malah bakal tidak nyaman. Sebab, Kotabaru dan Kridosono, saat ini masih menjadi pemecah kemacetan arus lalu lintas menuju Malioboro.
“Kotabaru dimasukkan dalam paket wisata setelah Malioboro. Jangankan Kotabaru, saat ini Malioboro saja sedang fokus penataan total di kawasan Barat, belum masuk agenda destinasi wisata 2019,” ujar pria yang biasa disapa Doyok itu.
Mantan Kepala Seksi Objek Daya Tarik Wisata Dispar DIY itu mengatakan Malioboro akan dijadikan satu paket promosi destinasi wisata saat sudah berhasil dijadikan kawasan pedestrian murni. Sepanjang Malioboro masih dilewati kendaraan bermotor, ruas jalan favorit wisatawan di Kota Jogja itu masih belum dimasukkan dalam agenda promosi wisata.Seperti diketahui, trotoar di Jalan Sudirman akan ditata.
Kawasan ini akan menjadi bagian integral dari kawasan pedestrian Kotabaru yang sudah diresmikan pada pengujung Desember 2018 lalu. Nantinya, ia akan diinterintegrasi Ruang Terbuka Hijau Kridosono dan Stasiun Lempuyangan. Kawasan Kotabaru dikembangkan menjadi kawasan wisata heritage.
Kawasan itu akan menjadi satu dari lima kawasan heritage di Kota Jogja. Kelima kawasan itu adalah Malioboro, Kotabaru, Kraton, Pakualaman dan Kotagede.Kekhasan Kotabaru dengan bangunan indische dan artdeco berbeda dengan kawasan heritage lainnya.
Di Malioboro lebih banyak bangunan bergaya arsitektur kolonial dan gaya pecinan. Adapun Kawasan Kraton dan Pakualaman dengan bangunan kerajaan Jawa era kolonial. Adapun kawasan Kotagede bakal dikembangkan menjadi kawasan berciri khas kerajaan Mataram Islam yang menjadi cikal bakal Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat.
*Berita ini telah dikoreksi pada Senin (21/1/2019) pukul 10.50 WIB karena sebelumnya berjudul Tunggu Malioboro Sempurna, Kotabaru Belum Masuk Program Promisi Wisata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Tim Hukum Pemkab Bantul Dampingi Pengusutan Kasus Tanah Keluarga Bryan
- Donatur Food Bank Lumbung Mataram Jogja Terus Bertambah, Ini Daftarnya
- 1 Orang Tewas dalam Kecelakaan Truk di Jalan Jogja-Wonosari, Berawal dari Mati Mesin Kemudian Didorong hingga Rem Blong
- Proses Hukum Kasus Mbah Tupon di Bantul Segera Masuk Tahap Pengadilan
- Menilik Budaya bersama Event Budaya Terbesar UGM Residence
Advertisement