Advertisement
Panitia HPN DIY Sorot Banyaknya Kekerasan Terhadap Wartawan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Panitia Hari Pers Nasional (HPN) DIY menggelar berbagai rangkaian kegiatan dalam peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2019. Banyaknya kekerasan terhadap wartawan menjadi salah satu topik yang akan dibahas dalam refleksi kegiatan tersebut.
Ketua Panitia HPN 2019 DIY Hudono menjelaskan sejumlah rangkaian kegiatan HPN antara lain berziarah ke tokoh pers nasional yang dimakamkan di DIY, seperti Ki Hadjar Dewantara, Samawi, Soemanang dan Wonohito, pada 20 Februari 2019 mendatang. "Kami berharap teman-teman wartawan bisa ikut bergabung dalam kegiatan ini," ucapnya dalam kunjungan Panitia HPN 2019 PDIY ke Kantor Harian Jogja, Senin (28/1/2019).
Advertisement
Ia menambahkan, refleksi HPN juga akan digelar karena menjadi suatu kewajiban, Dalam refleksi itu rencananya akan membahas terkait persoalan di dunia kewartawanan. Terutama berbagai kekerasan terhadap wartawan yang terus meningkat. Kekerasan itu seringkali disebabkan karena ketidakpahaman masyarakat terhadap tugas wartawan. Ia berharap melalui refleksi itu dapat membuat wartawan semakin solid sehingga ketika ada yang menjadi korban maka wartawan lainnya bisa turut merasakan dan membantu mencarikan solusi.
"Karena ketidaktahuan seringkali kemudian banyak yang menyalahkan wartawan. Tetapi sekarang ancamannya sudah mengarah ke massa yang seringkali sudah tidak rasional, kadang mengandalkan emosi," ucapnya.
Selama ini pihaknya agak terkendala melakukan advokasi terhadap wartawan dalam suatu kasus ketika wartawan tersebut tidak menjadi anggota organisasi profesi. "Kami beberapa kali melakukan advokasi terhadap wartawan yang misalnya harus dipanggil kepolisian," ucapnya.
Hudono menegaskan, dalam rangkaian HPN 2019 ini mengangkat tema Peran pers di Tahun Politik. "Kami juga menggelar jalan sehat rencananya pada 17 Maret 2019," katanya.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) DIY Sihono mengakui kekerasan terhadap wartawan saat ini justru instensitasnya semakin tinggi. Padahal kerja jurnalistik sepenuhnya sudah dilindungi oleh Undang-Undang. "Ini harus menjadi bersama, terutama mengedukasi masyarakat terkait tugas wartawan," ucapnya.
Pemred Harian Jogja Anton Wahyu Prihartono menyatakan dukungan sepenuhnya terhadap pelaksanaan kegiatan HPN 2019 di DIY. Ia sepakat, kekerasan terhadap wartawan harus dicarikan solusinya sehingga wartawan di lapangan bisa menjalankan tugasnya tanpa ada tekanan. Ia menilai ancamman terhadap wartawan saat ini justru semakin meningkat meski sebelumnya sempat menurun.
"Saya sepakat dengan panitian [HPN DIY] yang mengangkat peran pers dalam menghadapi persoalan tersebut [kekerasan wartawan], karena banyak sekali ancaman jurnalis rasanya semakin banyak. Ancaman ini tidak hanya fisik, tetapi kekerasan verbal itu harus menjadi perhatian kita semua. Atau mungkin karena ini tahun politik ya," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Fakta Uang Tunai Rp2,8 Milliar dan Pistol Baretta di Rumah Topan Ginting, Anak Buah Bobby Nasution
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Keputusan MK Pemilu dan Pilkada Dipisah, Ini Respons KPU Sleman
- Gratis! Tol Jogja-Solo Ruas Klaten-Prambanan Resmi Dibuka Mulai Hari Ini 2 Juli 2025, Waktu Tempuh Hanya 10 Menit
- Jemaah Haji 2025 Asal Sleman: Kloter 65 SOC Pertama Datang di Bumi Sembada
- Pemulangan Jenazah Mahasiswa KKN-PPM UGM Korban Kapal Tenggelam Menunggu Pihak Keluarga
- Program Rumat Sampah dari Rumah Mampu Atasi Masalah Sampah di Purwokinanti Jogja
Advertisement
Advertisement