Advertisement

Orasi Ilmiah Erlangga, Jogja Miniatur Keharmonisan Modernisasi

Herlambang Jati Kusumo
Sabtu, 23 Februari 2019 - 05:10 WIB
Laila Rochmatin
Orasi Ilmiah Erlangga, Jogja Miniatur Keharmonisan Modernisasi Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto saat menyampaikan pidato ilmiah dengan judul Membangun Kedaulatan Teknologi di Era Disrupsi, di Peringatan Hari Pendidikan Tinggi Teknik ke-73 Fakultas Teknik, UGM, Jumat (22/2/2019). - Harian Jogja/Herlambang Jati Kusumo

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN--Revolusi Industri 4.0 yang berlangsung di Jogja dinilai bisa diimplementasikan dengan konkret dan berjalan harmonis dengan industri 1.0, 2.0 dan 3.0.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto saat menyampaikan pidato ilmiah dengan judul Membangun Kedaulatan Teknologi di Era Disrupsi, di peringatan Hari Pendidikan Tinggi Teknik ke-73 Fakultas Teknik, UGM, Jumat (22/2/2019).

Dijelaskan dia, Jogja mempunyai kawasan industri 1.0 yang terkenal yaitu kawasan batik dan kawasan perajin perak di Kota Gede. Untuk industri 2.0 tidak kalah, ada kawasan industri makanan ringan bakpia dan kaleng gudeg. Untuk 3.0 bisa dilihat dari industri susu Sari Husada, hingga yang sudah menerapkan 4.0 seperti PT YPTI. "Jogja adalah miniatur dari harmoni ini. Harmoni dalam transformasi," ujar Airlangga.

Advertisement

Menurut dia, era Revolusi Industri 4.0 tidak hanya memiliki potensi luar biasa dalam mendorong perubahan kebijakan industri pengolahan, bahkan juga mampu mengubah berbagai aspek dalam kehidupan peradaban manusia.

Indonesia sudah siap memasuki era Revolusi Industri 4.0. Hal ini ditandai dengan peluncuran peta jalan Making Indonesia 4.0 oleh Presiden Joko Widodo pada 4 April 2018. Peta jalan tersebut menjadi strategi dan arah yang jelas dalam upaya merevitalisasi sektor manufaktur.

"Roadmap ini untuk mewujudkan aspirasi besar yang hendak kita capai dengan aplikasi Revolusi Industri 4.0 di Indonesia, yaitu menjadi peringkat 10 besar ekonomi dunia pada 2030 dengan meningkatkan nett export, meningkatkan kontribusi sektor manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB), mencapai produktivitas yang kompetitif. Ini merupakan hasil dari penerapan teknologi dan inovasi," kata dia lagi.

Airlangga menambahkan Indonesia memiliki potensi besar untuk menerapkan industri 4.0, karena sedang menikmati bonus demografi hingga 2030. Negara-negara seperti Tiongkok, Jepang dan Korea mengalami booming pertumbuhan pada saat bonus demografi dan masa ini adalah peak performance bagi Indonesia untuk mengakselerasi ekonominya.

Selain meningkatkan nett export sebesar 10% atau 13 kali lipat dibandingkan saat ini, sasaran Making Indonesia 4.0 juga meliputi peningkatan produktivitas tenaga kerja hingga dua kali lipat dibandingkan peningkatan biaya tenaga kerja dan alokasi aktivitas Riset & Development (R&D) teknologi dan inovasi sebesar 2% dari PDB.

“Sangatlah jelas aspirasi tersebut adalah lompatan yang besar, kerja keras yang luar biasa yang perlu didukung oleh segenap pemangku kepentingan yang ada,” ujarnya.

Airlangga menambahkan penerapan industri 4.0 juga akan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi hingga 1%-2%, penyerapan tambahan lebih dari 10 juta tenaga kerja dan peningkatan kontribusi industri manufaktur pada perekonomian.
Berdasarkan riset Mckinsey, guna mencapai sasaran tersebut, Indonesia membutuhkan 17 juta tenaga kerja melek digital, dengan komposisi 30% di industri manufaktur dan 70% di industri penunjangnya.

“Ini berpotensi memberikan tambahan hingga US$150 miliar bagi ekonomi Indonesia,” kata dia.

Dikatakan Airlangga, pendekatan pick the winner dalam menetapkan target bertujuan memberikan contoh yang dapat diikuti oleh sektor lain yang secara tidak langsung akan membawa ke sektor-sektor yang perlu diprioritaskan.
Airlangga menyampaikan lima sektor industri yang akan menjadi tulang punggung untuk mencapai aspirasi besar Making Indonesia 4.0, yakni industri makanan dan minuman, tekstil, pakaian, otomotif, kimia, serta elektronik. Kelompok manufaktur ini dipilih karena dinilai mempunyai daya ungkit yang tinggi.

Langkah awal pelibatan teknologi dalam ekonomi Indonesia dikatakan Airlangga, telah melahirkan empat unicorn, yaitu Gojek, Traveloka, Tokopedia dan Bukalapak. Indonesia juga memiliki unicorn terbanyak di ASEAN.

"Unicorn ini tidak hanya mendorong pemanfaatan teknologi yang makin luas tetapi juga menjangkau perekonomian masyarakat dengan memudahkan para pelaku ekonomi mikro mendapat akses pasar," katanya.

Airlangga menambahkan saat ini ada dua startup yang berpotensi menjadi unicorn. Satu di bidang virtual reality, satu lagi di bidang pendidikan.
“Unicorn ini dapat membawa modal asing masuk ke Indonesia, jadi bukan modal malah lari. Modal yang masuk untuk meningkatkan jumlah tenaga kerja,” kata Airlangga.

Sesuai arahan Jokowi, pembangunan nasional saat ini difokuskan pada pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sehingga perlu dilakukan sebagai program pendidikan dan pelatihan vokasi secara lebih masif.

Peningkatan kompetensi SDM menjadi salah satu program prioritas karena dapat memacu produktivitas dan daya saing sektor industri nasional. Penyiapan menghadapi perkembangan industri 4.0 yaitu melalui penguatan pendidikan vokasi industri yang dijalankan melalui beberapa hal.

Pertama, pendidikan vokasi berbasis kompetensi menggunakan sistem ganda atau duel system. Kedua, pembangunan politeknik industri atau akademi komunitas di kawasan industri untuk mendorong peningkatan investasi dan pemberdayaan SDM lokal.

Ketiga, program pendidikan vokasi industri dalam rangka membangun link and match SMK dengan industri yang telah diluncurkan pada 2017-2018 untuk wilayah Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. Sejak digulirkan 2017 program ini telah menggandeng 2.074 SMK dan 745 perusahaan dan melibatkan 441.800 siswa.

Rektor UGM Panut Mulyono mengungkapkan di era Revolusi Industri 4.0 ini menuntut universitas untuk berinovasi. Perguruan tinggi harus bisa mengikuti pengembangan pengetahuan, seni, dan sistem pembelajaran masa kini.
“Mahasiswa generasi milenial dengan naluri digital yang kuat penguasaan teknologi digital. Harus ada inovasi-inovasi jurusan baru untuk merespons itu,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Setelah Lima Hari, 2 Wisatawan yang Berenang di Zona Hahaya Pangandaran Ditemukan Tewas

News
| Rabu, 24 April 2024, 20:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement