Advertisement

66 Sekolah Diproyeksikan Jadi Sekolah Peduli Lingkungan

Uli Febriarni
Senin, 01 April 2019 - 07:07 WIB
Budi Cahyana
66 Sekolah Diproyeksikan Jadi Sekolah Peduli Lingkungan Ilustrasi siswa sekolah - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Sebanyak 66 sekolah berwawasan lingkungan diproyeksikan bisa meraih predikat sebagai Sekolah Adiwiyata tahun ini.

Kepala Seksi Pengembangan Sumber Daya Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jogja, Christina Endang Setyowati mengaku saat ini tengah mendampingi setidaknya 66 sekolah berwawasan lingkungan yang ada di Jogja. Ke-66 sekolah itu masing-masing terdiri dari 25 sekolah dasar, 22 sekolah menengah pertama, 13 sekolah menengah atas, dan enam sekolah menengah kejuruan.

Advertisement

Selain 66 sekolah itu, kata dia, ada tambahan 12 sekolah yang sudah siap menjadi adiwiyata kota. Sehingga total pendampingan dilakukan kepada 78 sekolah. "Sekarang tinggal verifikasi dan sekolah melengkapi persyaratan, seperti pembuktian di sekolah, RPP, silabus, proses belajar dan akan dilihat seperti apa pembelajaran lingkungan yang diberikan kepada siswa," kata dia, Minggu (31/3/2019).

Tahun ini, DLH diakui dia secara intens menggelar bimtek ke sekolah-sekolah calon adiwiyata dan sosialisasi ke skolah yang belum mengenal konsep sekolah adiwiyata. DLH berharap, kendati tak berstatus adiwiyata, setidaknya sekolah itu menjadi sekolah berwawasan lingkungan.

“Dengan begitu berarti sudah ada pembiasaan [karakter pembelajaran lingkungan], Setahun kmudian, setelah mereka ada pembiasaan dan perubahan perilaku, maka kami dukung dan dampingi menjadi skolah adiwiyata kota," kata dia.

Menurut dia, sekolah adiwiyata kota menekankan lebih kepada implementasi dari proses pembelajaran. Berangkat dari kurikulum yang sudah memuat peduli lingkungan. Sehingga, apa yang dilakukan dalam proses belajar mengajar, juga terwujud pada fisik sekolah.

Ketika sekolah terlihat hijau, bersih, semua sivitas sekolah berperilaku peduli lingkungan, itu perwujudan kurikulum yang sudah direncanakan dari silabus dan RPP. "Ini capaian masing-masing sekolah, bukan lomba. Namun ada evaluasi sekali setahun," kata dia.

Seperti diberitakan, selain mendampingi sekolah berwawasan lingkungan, DLH juga akan mengevaluasi 10 sekolah adiwiyata. Karena dinilai tidak mampu mengimbas ke sekolah lain.

Wawasan lingkungan adalah sesuatu yang diterapkan dalam keseharian. Ia tidak memungkiri, untuk membangun karakter wawasan lingkungan, harus ada pemaksaan untuk bisa menjadi pembiasaan. Baik itu dipaksa lewat aturan, SOP atau tata tertib. "Walaupun awalnya dipaksa, kemudian menjadi kebiasaan, lalu menjadi karakter," ucapnya.

Namun, kebijakan kepala sekolah untuk sekolah juga turut andil mendukung perwujudan karakter lingkungan. Karena biasa terjadi di Kota Jogja, ketika kepala sekolah ganti, maka berganti pula kebijakan yang ada perihal praktik berwawasan lingkungan.

Maka, penting di sini, komitmen dari sekolah dan seluruh sivitas di dalamnya. Bukan hanya siswa, tapi juga murid, kepala sekolah, guru, karyawan harus menumbuhkan kebiasaan wawasan lingkungan. "Kalau tidak ada komitmen bersama, tidak mungkin [terwujud]," kata dia.

Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas DLH Kota Jogja, Very Tri Jatmiko mengatakan, tidak semua sekolah bisa masuk klasifikasi sekolah adiwiyata. Namun jangan sampai keinginan menjadi sekolah adiwiyata akan memberatkan sekolah dan siswa.  "Adiwiyata bukan lomba, yang terpenting adalah pembelajaran berwawasan lingkungan bisa masuk dalam pribadi anak didik, selanjutnya menjadi karakter," ucap dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Ada Kabel Semerawut, ORI DIY: Laporkan!

Ada Kabel Semerawut, ORI DIY: Laporkan!

Jogjapolitan | 10 hours ago

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Jadi Markas Pungli Pegawai KPK, 2 Rutan Ditutup

News
| Jum'at, 26 April 2024, 23:47 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement