Advertisement
UMKM Lokal Sudah Mulai Jualan di YIA, Produknya Laris Manis
Pegawai sedang bersiap membuka stan Galeri UMKM Pemda DIY di Bandara YIA pada Senin (29/4/2019). - Harian Jogja/Fahmi Ahmad Burhan
Advertisement
Harianjogja.com, TEMON--Meski Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) belum beroperasi, namun stan bagi UMKM di DIY untuk memasarkan produknya sudah mulai diisi. Bahkan, sebagian sudah laku.
Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Pawon Gendis, yang memproduksi cokelat olahan dari kakao asli Kalibawang bermerk Wondis, Dwi Martuti Rahayu mengatakan, pihaknya sudah memajang produknya sejak awal April. "Di awal sudah dipajang ada delapan varian produk. Cokelat dan peyek dari pegagan," ujarnya pada Rabu (1/5/2019).
Advertisement
Di awal ia memajang, masing-masing varian produk diisi 10 bungkus. Bandara belum sempat beroperasi, tapi produk yang di awal ia pajang sudah habis.
"Produk yang saya masukkan di sana sudah ada permintaan lagi untuk menambah stok," jelas Martuti.
BACA JUGA
Cokelat dan peyek dari pegagan yang ia jual dibeli karena adanya kunjungan Pemda, Kementerian, dan instansi lainnya terkait pembangunan bandara.
Produknya bisa masuk stan di Bandara YIA setelah sebelumnya melalui seleksi. Ia berharap dengan masuknya produk UMKM lokal seperti Cokelat Wondis, bisa memperlebar pasar dan bisa meningkatkan penjualan.
Tidak hanya produk UMKM Kulonprogo punya Martuti saja yang masuk di Bandara YIA setelah seleksi. Ada delapan produk UMKM Kulonprogo lainnya yang masuk Bandara YIA setelah Pemkab Kulonprogo menyeleksi UMKM tersebut.
"Kami seleksi dan total ada sembilan produk yang masuk. Kami pisahkan antara produk makanan dan produk kerajinan," ujar Kepala Dinas Koperasi UMKM Kulonprogo, Sri Harmintarti.
Sembilan produk itu antara lain Kopi StarProg, Cokelat Wondis, gula semut, batik, bon cabe, batik, t-shirt Sugriwa Subali, souvenir gamelan, tenun samiya, dan produk fesyen geblek renteng.
Sri mengatakan, UMKM yang lolos dan bisa memasarkan produknya di Bandara YIA bersifat temporer. Nantinya, setelah enam bulan pertama akan ada evaluasi. "Jika tidak bagus atau ada produk lain yang lebih bagus bukan tidak mungkin akan diganti. Dengan kondisi ini maka UMKM tidak bisa leha-leha dan harus selalu kompetitif," terang Harmintarti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
129 WNI Selamat, 9 Tewas dalam Kebakaran Apartemen Hong Kong
Advertisement
KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona
Advertisement
Berita Populer
- Ribuan Warga Jogja Terdata HIV-AIDS, Pemkot Perketat Penanganan
- Top Ten News Harianjogja.com, Kamis 4 Desember 2025
- Libur Nataru, DIY Perketat Mitigasi Saat Kunjungan Wisata Membludak
- Libur Nataru, Pemkot Jogja Tak Terapkan Full Pedestrian di Malioboro
- SK PPPK Paruh Waktu Sleman Diserahkan, Gaji Baru 2026
Advertisement
Advertisement



