Advertisement
Kemarau, Petani Tetap Tanam Padi

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Kalangan petani tetap menanam padi meski kesulitan air menjadi permasalahan utama di musim kemarau. Ketersediaan pasokan air untuk tanaman padi diyakini menjadi penentu bagus tidaknya hasil panen ke depan.
Petani di Dusun Mangunan, Desa Bendungan, Kecamatan Wates, Sumarno, menuturkan sebagian lahannya tetap ditanami padi. Hanya tiga petak sawah miliknya saja yang dijadikan areal menanam palawija di masa kering seperti saat ini.
Advertisement
“Padi tetap ditanam sebagai jaga-jaga saja. Biasanya kalau kemarau menanam jagung,” ungkapnya, Sabtu (6/7/2019). Padi mulai ditanam Sumarno selepas panen di musim tanam pertama kemarin. Untuk palawija, petani asal Bendungan itu memilih komoditas jagung.
Di wilayah pertaniannya, Sumarno mengaku para petani masih banyak yang mengandalkan air hujan untuk kualitas panen yang baik. Kalau hanya mengandalkan air irigasi, Sumarno meyakini kualitas panen tidak akan baik.
Petani asal Dusun Giripeni, Desa Giripeni, Wates, Jumanto, mengaku dirinya masih menanam padi di musim tanam kedua sekarang ini. Ia mulai menanam padi sejak April lalu dan berencana menanam palawija saat musim tanam ketiga nanti.
Ia berujar hasil panenan di musim tanam pertama lalu kurang memuaskan. “Biasanya dapat 10 karung gabah, sekarang hanya dapat tujuh saja,” ujarnya. Penyebab utama kurang apiknya hasil panen karena adanya hama sundep.
Adanya hama juga perlu diantisipasi saat musim kemarau. Koordinator Pengendali Organisme Penganggu Tanaman (POPT) Kulonprogo, Ngadiran, mengatakan saat musim kemarau, hama yang bisa menyerang tanaman petani yaitu hama kresek dan blas. Untuk mengatasinya, petani bisa menggunakan agens hayati.
Ngadiran menuturkan hal terpenting saat musim kemarau yaitu ketersediaan air karena itu akan menjadi faktor penentu hasil panen. Beberapa wilayah di Kulonprogo tiap tahunnya akan mengalami permasalahan kekurangan ketersediaan air, wilayah tersebut meliputi Kecamatan Samigaluh, Girimulyo, Panjatan, Pengasih, Wates dan Nanggulan.
“Antisipasi yang bisa dilakukan petani salah satunya dengan penyediaan air tanah yang dibantu dengan pompa. Harus dilakukan juga pengaturan pola tanam. Saat ini, musim tanam kedua, sebagian petani sudah terlanjur tanam padi lagi. Hanya sebagian saja yang sudah tanam palawija,” ungkap Ngadiran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Banjir di Kawasan Puncak Bogor, Satu Orang Meninggal Dunia dan 2 Masih Hilang
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Cek Jalur Trans Jogja ke Lokasi Wisata di Jogja
- Bencana Kekeringan Melanda Bantul, Sumber Air Mengering, Warga Trimurti Andalkan Bantuan Droping Air Setiap Hari
- Jadwal DAMRI Jogja ke Semarang Hari Ini
- Top Ten News Harianjogja.com, Minggu 6 Juli 2025: Kasus Mas-mas Pelayaran, Kapolda DIY Digugat hingga Sekolah Kekurangan Siswa
- Perizinan Penambangan di DIY Dibatasi Sebulan, Penggunaan Alat Disesuaikan dengan Lokasi Tambang
Advertisement
Advertisement