Advertisement
Waspada Demam Berdarah, Sudah 3 Warga Bantul Meninggal Dunia

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL- Dinas Kesehatan Bantul meminta masyarakat untuk terus menggiatkan upaya pemberantasan sarang nyamuk dan membiasakan pola hidup bersih dan sehat. Pasalnya kasus demam berdarah dengue (DBD) terus bertambah, sampai akhir Juli selama tahun ini total penderita DBD di Bantul mencapai 980 orang dan tiga penderita di antaranya meninggal dunia.
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bantul, Tri Wahyu Joko Santoso, mengatakan 980 kasus DBD tahun ini tersebar di 17 kecamatan di Bantul, namun yang terbanyak ada di wilayah perbatasan seperti Sewon, Kasihan, dan Banguntapan. Tri Wahyu menilai kasus DBD yang mencapai 980 ini bukan hanya karena faktor cuaca, karena saat ini belum masuk musim pengujan.
Advertisement
“Sekarang kasus DBD banyak karena mungkin faktor kebersihan lingkungan yang kurang terjaga dan kesadaran pemberantasan sarang nyamuk yang menurun,” kata Tri Wahyu, saat dihubungi Kamis (1/8/2019).
Ia meminta masyarakat untuk terus menggencarkan pemberantaan sarang nyamuk minimal dua hari sekali di rumah masing-masing dan membiasakan PHBS, karena upaya tersebut dianggap paling efesien untuk memberantas nyamuk aedes aegpty. Sementara fogging merupakan upaya terakhir.
Lebih lanjut pria yang akrab disapa dokter Oky ini mengatakan banyaknya kasus DBD tahun ini sementara tahun lalu yang hanya sekitar 115 sampai Oktober, tidak bisa diperbandingkan karena banyak faktor penyebab terkait lingkungan dan cuaca yang tidak menentu. Ia mengatakan tahun lalu angka DBD sedikit tidak hanya di Bantul, namun juga hampir terjadi di beberapa daerah.
Menurut dia yang paling pas adalah membandingkan kasus DBD dalam lima tahunan, karena peningkatan tajam justeru ada di siklus lima tahunan. “Masyarakat perlu waspad siklus lima tahunan DBD,” kata dia.
Sebelumnya jumlah kasus DBD sejak Januari-April 2019 sebanyak 491 kasus, dengan rincian Januari 91 kasus, Februari 104 kasus, Maret 137 kasus, dan April 159 kasus. Adapun sebaran kasus DBT merata di hampir semua kecamatan, namun wilayah endemis masih didominasi Kecamatan Sewon, Kasihan dan Banguntapan. dari 491 kasus, satu orang meninggal dunia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bantul, Fauzan, sebelumnya juga mengatakan mewaspadai adanya peningkatan kasus DBD pada tahun depan karena siklus lima tahunan.
Fauzan mengatakan peningkatan DBD di Bantul melonjak tinggi pada tahun tertentu dan selalu terulang peningkatannya di lima tahun berikutnya. Pada 2016 lalu data DBD mencapai 2.442 kasus dan menjadi rekor terbanyak dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sementara 2017 mencapai 538 kasus, dan 2018 sampai Oktober mencapai 115 kasus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Tegas! Menhub Pastikan Kebijakan Zero ODOL Berlanjut, Lebih Cepat Lebih Baik
Advertisement

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025
Advertisement
Berita Populer
- Prestasi ORI DIY, Selesaikan 177 Laporan Selama Semester I 2025, Paling Banyak Soal Isu Pendidikan
- Libur Sekolah, Museum Sandi Ramai Dikunjungi Wisatawan Keluarga
- Leptospirosis di Jogja Meningkat Signifikan, Ada 18 Kasus dengan Lima Kematian
- Asrama Sekolah Rakyat BBPPKS Purwomartani Sleman Siap Ditempati, Begini Fasilitasnya
- Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru, Naik dari Stasiun Tugu Turun di Palur, Rabu (9/7/2025)
Advertisement
Advertisement