Advertisement
Tidak Diguyur Hujan Selama 138 Hari, Ini Wilayah DIY yang Paling Kering

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL- Kekeringan ekstrem disebut melanda DIY tahun ini. Daerah Mangunan, Dlingo, Bantul tercatat sebagai wilayah paling lama mengalami kekeringan.
Lantaran kondisi tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisikan (BMKG) DIY tengah mempertimbangkan untuk menerapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan di wilayah yang terdampak kekeringan seiring dengan mundurnya masa musim penghujan.
Advertisement
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DIY, Reni Kraningtyas mengatakan berdasarkan pantauan BMKG pada Agustus tahun ini sudah mengalami kekeringan meteorologis level ekstrem sejak awal kemarau pada April lalu karena ada beberapa daerah yang sudah lebih dari 60 hari tidak hujan, bahkan ada yang lebih dari 130 hari tanpa hujan seperti di Bantul.
“Kondisi itu dapat berdampak lanjutan pada kekeringan pertanian dan kekurangan air bersih. Selain itu ancaman gagal panen bagi wilayah wilayah pertanian yang mengandalkan tadah hujan,” kata Reni, dalam paparannya di acara penanganan kekeringan yang digelar ACT di Bambu Resto, Banguntapan, Bantul, Rabu (21/8/2019).
Dalam paparannya, hampir semua wilayah di Bantul, Kulonprogo, Gunungkidul, dan sebagian Sleman yang mengalami kekeringan. Namun jika dirangking daerah terlama hari tanpa hujan, rangking pertama adalah pos Kebun Buah Mangunan, Dlingo, Bantul.
Wilayah tersebut tidak terjadi hujan selama 138 hari lamanya. Kemudian disusul Tanjungsari Gunungkidul 125 hari, Galur Kulonprogo 125 hari, Panjatan Kulonprogo 125 hari, Kecamatan Bantul 124 hari.
Reni mengatakan prediksi pembentukan awan hujan akan terjadi pada November, Desember dan meningkat lagi di Jauari-Februari. Sementara Oktober sudah terbentuk awan hujan namun masih sedikit. Pada Agustus ini merupakan puncaknya kemarau. Menurut dia, anomali suhu dan fenomena elnino menjadi penyebab berkurangnya intensitas curah hujan.
“Kemarau sekarang bertambah panjang. Mundur 1-2 dasarian [10-20 hari] pada normalnya,” kata dia.
Reni mengatakan tidak adanya hujan lebih dari 60 hari berturut-turut, bahkan sampai 128 hari menjadi warning bagi masyarakat untuk waspada akan dampaknya seperti kekurangan air. pihaknya juga berharap ada mitigasi dalam menangani dampak kemarau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Ada Akun Instagram Judi Online yang Pernah Di-follow Gibran, Kini Kena Takedown Kementerian Komdigi
Advertisement

Harga Tiket Masuk Gembira Loka Selama Liburan Sekolah 2025 dan Jam Bukanya
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Bus DAMRI ke Bandara YIA Kulonprogo, Kamis 5 Juni 2025
- Jadwal SIM Keliling di Gunungkidul Hari ini, Kamis 5 Juni 2025, Cek Lokasinya di Sini
- Jadwal dan Tarif Bus Sinar Jaya dari Malioboro ke Pantai Baron dan Parangtritis
- Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini, Kamis 5 Juni 2025, Jogja Diselimuti Mendung
- Iduladha 2025, Pemkab Sleman Terjunkan 358 Petugas untuk Memantau 2.638 Titik Lokasi Penyembelihan Hewan Kurban
Advertisement
Advertisement