Advertisement
TBY Terus Jaga Eksistensi Grup Seni Kerakyatan
Penari dari kelompok Penampilan Jatilan Bekso Mudo Wiromo dalam Gelar Seni Tradisi TBY, Sabtu (24/8/2019). - Harian Jogja/Lugas Subarkah
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sebagai upaya pelestarian dan ajang eksistensi, Taman Budaya Yogyakarta (TBY) terus mengangkat kelompok-kelompok seni tradisi dari berbagai daerah di DIY untuk unjuk gigi di hadapan masyarakat luas. Salah satunya adalah lewat event bulanan, yakni Gelar Seni Tradisi yang diselenggarakan selama dua hari.
Kali ini grup jatilan Bekso Mudo Wiromo tampil sebagai pembuka Gelar Seni Tradisi di panggung terbuka TBY, Sabtu (24/8). Dengan diiringi tabuhan, sebanyak delapan penari laki-laki berlenggak-lengok di depan panggung dengan memainkan sebuah kuda lumping lengkap dengan cambuknya.
Advertisement
Gerakan dan tempo tarian disesuaikan dengan irama dari para penabuh musik. Saat musik semakin cepat gerakan tarian semakin atraktif.
Ketua Bekso Mudo Wiromo, Suharjan, menjelaskan jatilan yang ditampilkan anggotanya hanya satu babak. Dia mengatakan jika untuk acara dinas, grupnya biasa menampilkan satu babak, menyesuaikan dengan waktu yang disediakan. “Kalau pentas biasa, seperti di kampung atau desa, kami tampil penuh empat babak,” kata dia, Sabtu.
BACA JUGA
Dari keempat babak itu salah satunya diisi oleh penari-penari perempuan yang bernama Ronggeng Gayeng Bekso Mudo Wiromo. “Itu nama khusus untuk tarian babak perempuan, ini merupakan ciri khas kelompok kami yang telah cukup dikenal,” ujarnya.
Grup yang bermarkas di Balecatur, Kecamatan Gamping, Sleman tersebut telah berdiri sudah cukup lama. Mulanya mereka sebatas Jatilan Klasik. Baru pada 2013, mereka memutuskan untuk berubah menjadi jatilan kreasi baru. “Saat ini anggota keseluruhan Bekso Mudo Wiromo berjumlah 60-70 orang, dengan yang paling muda adalah anak saya sendiri yang masih duduk di bangku SD,” ucap Suharjan.
Koordinator Gelar Seni Tradisi, Wasdiyanta, mengatakan kegiatan tersebut berlangsung sepanjang tahun dan bertujuan untuk mengekspos seluruh kelompok seni tradisi di DIY. “Juga menjadi bentuk apresiasi dan pelestarian seni tradisi di masyarakat,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Ratusan Sekolah Aceh Tamiang Rusak Parah Akibat Banjir Bandang
Advertisement
Sate Klathak Mbah Sukarjo Hadirkan Kuliner Khas di Pusat Kota
Advertisement
Berita Populer
- BPBD Bantul Susun Rencana Kontingensi Tsunami 2026 sampai 2028
- Pemkab Gunungkidul Tuntaskan Normalisasi 2 Luweng Rawan Banjir
- Jadwal Misa Natal 2025 Gereja Ganjuran, Ada 5 Sesi Ibadah
- Investasi Gunungkidul Tembus Rp687 Miliar, Serap 15.781 Pekerja
- Libur Nataru, 69 Personel SAR Siaga di Pantai Parangtritis
Advertisement
Advertisement



