Advertisement

Kecamatan Ngawen Wilayah Endemi Penyakit Kusta

Rahmat Jiwandono
Senin, 16 September 2019 - 23:07 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Kecamatan Ngawen Wilayah Endemi Penyakit Kusta Ilustrasi kusta - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Kecamatan Ngawen menjadi satu-satunya wilayah di Gunungkidul yang dinyatakan endemi penyakit kusta. Berdasar data Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, dari lima orang penderita kusta yang ditemukan di Bumi Handayani, satu orang tercatat sebagai warga Kecamatan Ngawen.

Sekretaris Dinkes Gunungkidul, Priyanta Madya Satmaka, menyatakan penyakit kusta trennya mengalami penurunan dan tidak menjadi prioritas. Meski demikian ia tidak mau lengah terhadap kasus kusta. "Kami menghindari kejadian luar biasa [KLB] penyakit kusta," kata dia kepada Harian Jogja, Senin (16/9/2019). Berdasar data, pada 2015 tercatat ada ada 22 orang penderita kusta, dan turun menjadi 13 kasus pada 2016, naik menjadi 15 penderita pada 2017 dan menjadi 17 orang penderita pada 2018.

Advertisement

Menurut Priyanta, saat ini masyarakat tidak terlalu mengenal kusta. Meski demikian, informasi seputar kasus kusta tetap disampaikan sesuai besaran kasus. "Walau jumlah kasusnya kecil tetap diberitahu melalui puskesmas," katanya.

Selama ini Kecamatan Ngawen menjadi wilayah endemik kusta. Bahkan pada 2016 di Dusun Sambeng, Desa Sambirejo, Kecamatan Ngawen, dibentuk komunitas penderita kusta. Orang-orang yang sudah sembuh dari kusta memberikan semangat kepada penderita lainnya agar tidak didiskriminasi. "Selama ini ada stigma penderita kusta dilarang bepergian atau bersosialisasi," katanya.

Kasi Bina Tenaga dan Fasilitas Kesehatan Dinkes Gunungkidul, Mugiyanto, mengatakan penderita kusta rata-rata tidak menetap seperti yang ditemukan di Ngawen. Penyakit ini merupakan penyakit menular namun tidak mudah ditularkan. "Waktu penularan sekitar dua sampai lima tahun, terutama jika setiap hari kontak langsung," ujarnya.

Mugiyanto menjelaskan jajarannya pada bulan ini menggelar survei bercak kusta di Kecamatan Playen, Patuk, dan Panggang. "Deteksi dini kusta diadakan setiap setahun sekali lantaran jangka waktu penularannya lama," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0

News
| Jum'at, 26 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement