Advertisement

Festival Nglarak Blarak, Gabungkan Permainan dan Budaya Asli Kulonprogo

Jalu Rahman Dewantara
Minggu, 13 Oktober 2019 - 14:17 WIB
Nina Atmasari
Festival Nglarak Blarak, Gabungkan Permainan dan Budaya Asli Kulonprogo Peserta Lomba Nglarak Blarak tengah beraksi di Alun-alun Wates, Sabtu (12/10/2019). - Harian Jogja/Jalu Rahman Dewantara

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO-- Kontingen Kecamatan Sentolo meraih juara 1 lomba Festival Nglarak Blarak 2019 yang digelar di Alun-alun Wates, Kulonprogo, Sabtu (12/10/2019) pagi.

Dari 12 kontingen kecamatan se-Kulonprogo, Sentolo jadi yang paling digdaya. Lewat sistem gugur mereka terus melaju hingga bertemu Kecamatan Wates di babak pamungkas. Dalam laga itu Kecamatan Wates harus menyerah dan keluar sebagai juara 2.

Advertisement

Duduk di peringkat tiga ada Kecamatan Kokap. Sementara untuk peringkat empat, diisi perwakilan Kecamatan Temon. Seluruh kontingen jawara yang masuk empat besar itu berhak membawa pulang trofi dan uang tunai sebesar Rp83 juta yang telah disediakan Dinas Kebudayaan Kulonprogo.

Kepala Disbud Kulonprogo, Untung Waluyo mengatakan lomba yang sudah rutin diadakan sejak tiga tahun terakhir itu bertujuan untuk melestarikan Nglarak Blarak. "Kami coba untuk terus melestarikan olahraga sekaligus permainan tradisional ini," kata Untung.

Nglarak Blarak atau biasa disingkat Nglabrak merupakan olahraga tradisional asli Kulonprogo. Olahraga ini terbilang unik karena dikombinasikan dengan unsur permainan dan budaya.

Olahraga ini juga pernah diikutkan dalam sejumlah lomba olahraga tradisional baik di tingkat nasional maupun internasional. Dari pelbagai perlombaan, Nglabrak pernah menjadi juara di The Association For International Sport for All (TAFISA) World Games 2016. 

Untung mengatakan, selain melestarikan Nglabrak, kegiatan ini juga untuk memeriahkan sejumlah hari penting. Antara lain Hari Jadi Kulonprogo ke 68 yang jatuh pada 15 Oktober mendatang, Hari Kelahiran Karang Taruna yang diperingati tiap 26 September dan Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober.

Wakil Bupati Kulonprogo, Sutedjo dalam sambutannya mengatakan permainan tradisional merupakan salah satu karakter dan ciri kebudayaan lokal dari Indonesia. Tak terkecuali Nglabrak yang menjadi bagian kekayaan budaya bangsa, memiliki nilai-nilai luhur untuk dapat diwariskan kepada anak-anak sebagai generasi penerus.

Nglabrak, lanjutnya merupakan kombinasi sempurna sebuah permainan sekaligus olahraga tradisional karena menyimpan pesan pendidikan, prestasi dan rekreasi. "Harapannya adalah bahwa permainan ini nantinya juga bisa disebarluaskan lebih jauh kepada masyarakat awam, khususnya generasi muda,” ujarnya.

Politisi PAN ini berharap perlombaan Nglabrak bisa terus diselenggarakan, dengan harapan seluruh warga Kulonprogo bisa turut memainkannya. Selain itu permainan ini bisa dilestarikan sampai ke seluruh pelosok Nusantara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Pastikan Tidak Impor Bawang Merah Meski Harga Naik

News
| Kamis, 25 April 2024, 13:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement