Advertisement
Olifant Tanamkan Literasi Finansial sejak Dini

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Literasi finansial merupakan salah satu gerakan yang dikampanyekan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Literasi Finansial merupakan pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman tentang konsep dan risiko, sehingga anak belajar untuk membuat keputusan efektif dalam sebuah situasi yang melibatkan pengelolaan finansial.
Marketing Communication Olifant School Mariana Hastuti mengungkapkan dengan pengenalan dan pembiasaan tentang literasi finansial sejak dini, diharapkan anak-anak akan memiliki kepekaan di masa depannya untuk bisa mengelola secara bijak. "Diharapkan mereka nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan baik itu secara individu maupun sosial dan dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat," kata dia dalam rilisnya, Rabu (6/11).
Advertisement
Ia menyebutkan program dari Kemendikbud ini sejalan dengan visi misi Olifant School, yakni membentuk karakter sociopreneur para anak. Harapannya anak-anak belajar mengembangkan keterampilan untuk mengembangkan dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan dapat mengambil risiko dengan tetap mempertimbangkan hasil optimal dari risiko yang diambilnya.
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan Olifant School untuk mengembangkan literasi finansial bagi anak antara lain terwujud dalam kegiatan field trip dan Globally Enhance National Education Curriculum Support (GENECS). Field trip kali ini salah satunya diikuti oleh siswa kelas II dan III adalah berkunjung ke bank yaitu Bank Mandiri dan BCA. Anak-anak belajar mengenai bank sebagai tempat umum bagi masyarakat untuk dapat menyimpan uang/ menabung atau melakukan transaksi lainnya.
Integrasi Pelajaran
Bagi siswa SMP Olifant (OHS), mereka juga belajar tentang literasi finansial melalui kegiatan GENECS dengan tema Bank. GENECS merupakan kegiatan tematik yang dilaksanakan satu hari pembelajaran. Kegiatan ini merupakan integrasi dari berbagai mata pelajaran termasuk Math, English, & Science. Mereka mendapatkan tantangan untuk memecahkan sebuah situasi dengan mengaplikasikan pembelajaran yang mereka terima sebelumnya.
Dari pelajaran Matematika mereka menyelesaikan persoalan mengenai konversi mata uang. Mereka juga meneliti mengenai sejarah keuangan, eksperimen berkaitan dengan logam dalam koin hingga mencoba membuat desain mata uang sendiri. Selain itu mereka juga mempelajari tentang hal-hal yang berkaitan dengan transaksi perbankan serta investasi, salah satunya mengeksplorasi mengenai suku bunga bank.
"Hal yang menarik dalam kegiatan GENECS ini, mereka belajar tentang perencanaan keuangan melalui gim interaktif secara berkelompok. Dari permainan interaktif ini mereka belajar untuk bagaimana mencoba melakukan investasi, serta memperkirakan keuntungan yang didapatkan atau kemungkinan kerugian yang dapat diterima oleh kelompok," kata dia.
Menjadi tantangan bagi guru untuk membuat literasi finansial menjadi sebuah kegiatan menarik untuk anak-anak. Literasi keuangan tidak terbatas pada pengenalan mata uang atau menghitung uang. Apabila sejak kecil mereka sudah diperkenalkan mengenai literasi finansial, anak-anak akan secara tidak langsung belajar untuk mengelola keuangan dengan bijak. Mereka belajar untuk mulai mengenal dan menjalankan pengelolaan keuangan secara mandiri. Mari kita mulai untuk memperkenalkan literasi finansial kepada anak sejak dini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Cerita Bupati Blora, 7 Tahun Perjuangkan Pembangunan Jalan Randublatung-Getas
- Jelang Natal dan Tahun Baru, Dishub Jateng Cek Ratusan Bus, Berikut Hasilnya
- Korban Longsor Kismantoro Wonogiri Belum Ditemukan, Ratusan Orang Ikut Mencari
- Gunung Marapi Sumbar Erupsi Lagi Rabu Pagi, Tim SAR Masih Cari 1 Korban
Berita Pilihan
Advertisement

Ada Potensi Kerugian Negara Rp18,19 Triliun, Berikut 5 Fakta Temuan BPK
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Serahkan DIPA dan Buku Alokasi TKD 2024, Belanja Negara di DIY 2024 Naik 12,08 Persen
- Soal Video Ade Armando Senggol Keistimewaan DIY, GKR Hemas: Pasti Itu Pesanan, Tapi Yo Gak Popo
- Dishub Jogja Petakan Titik Parkir Liar Jelang Libur Akhir Tahun, Ini Salah Satunya
- Desentralisasi Pengelolaan Sampah, ORI DIY: Penutupan TPA Piyungan Tidak Sesuai Perda
- Pasar Murah di Alkid, Cabai Rp5 Ribu per Ons Habis Diserbu Warga
Advertisement
Advertisement