Advertisement

Desember, Petani Kulonprogo Diimbau Tanam Padi

Lajeng Padmaratri
Selasa, 17 Desember 2019 - 06:57 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Desember, Petani Kulonprogo Diimbau Tanam Padi Suroyo, seorang petani di Dusun Sambeng II, Desa Sambirejo, Kecamatan Ngawen, menjaga tanaman padi miliknya dari serangan burung pipit, Selasa (9/7/2019). - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO - Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpangan) Kulonprogo optimistis petani padi bisa menanam padi sesuai waktu yang ditentukan menyusul mulai turunnya hujan di penghujung akhir tahun ini. Wilayah yang sudah mendapat pengairan pertanian diimbau untuk segera memulai tanam padi.

Kepala Disperpangan Kulonprogo, Muh. Aris Nugroho mengaku sudah melakukan gerakan percepatan tanam beberapa waktu. "Informasi dari Kalibawang juga debit air sudah cukup, jadi sudah bisa mengalirkan air tujuh  meter kubik perdetik," kata Aris, Senin (16/12/2019).

Advertisement

Ia juga menuturkan hujan yang turun beberapa hari terakhir sudah cukup untuk memulai penanaman padi. "Kita imbau untuk wilayah yang sudah mendapat pengairan yang cukup untuk segera dilakukan percepatan pengolahan dan penanaman," ujarnya.

Dikatakannya, di Kulonprogo ada dua golongan penanaman padi, yaitu golongan satu yang menanam di bulan Agustus dan golongan dua yang menanam di bulan Desember. "Harapan kita ada percepatan di Desember ini mulai mengolah tanah," ujar dia.

Golongan satu kebanyakan sudah panen padi di bulan Desember ini, meliputi wilayah Nanggulan, Kalibawang, dan Galur dengan perkiraan 2.987 hektare padi. Sementara golongan dua yang baru masuk musim panen di bulan Desember ini meliputi sebagian Sentolo, Nanggulan, Wates, Temon, Panjatan, dan Pengasih di 4.150 hektare padi.

Sebelumnya, Koordinator Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Kecamatan Nanggulan, Sumardi mengatakan hasil panenan padi di wilayah tugasnya yang termasuk golongan satu tergolong cukup baik meski petani sempat dilanda kekhawatiran terhadap kemarau panjang dan serangan hama.

Setelah dilakukan penanganan dan antisipasi bersama dengan kelompok tani setempat, kekhwatiran itu tidak terjadi. Hasil panenan bahkan melampaui ekspektasi.

Di lahan pertanian seluas 51 hektare di Desa Banyuroto, Nanggulan misalnya, pada bulan ini bisa memproduksi rata-rata 11,53 ton gabah kering panen per hektare atau 9,79 ton gabah kering giling per hektare. "Salah satu petani di Desa Banyuroto bahkan ada yang memproduksi sampai 12,62 ton GKG, hasil ini sangat memuaskan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Seorang Polisi Berkendara dalam Kondisi Mabuk hingga Tabrak Pagar, Kompolnas: Memalukan!

News
| Sabtu, 20 April 2024, 00:37 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement