Advertisement

Diduga Terjangkit Antraks, 2 Warga Gunungkidul Dilarikan ke Rumah Sakit

Muhammad Nadhir Attamimi
Jum'at, 03 Januari 2020 - 17:37 WIB
Bhekti Suryani
Diduga Terjangkit Antraks, 2 Warga Gunungkidul Dilarikan ke Rumah Sakit Petugas dari Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul berupaya mengubur bangkai sapi milik Sunaryo yang mati mendadak di Dusun Kulwo, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Selasa (27/8/2019)./Istimewa - Dokumen DPP Gunungkidul

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL--Dua warga Gunungkidul dilarikan ke rumah sakit, diduga terjangkit virus antraks.

Keduanya merupakan warga Padukuhan Ngrejek Kulon dan Ngrejek Wetan Desa Gombang, Kecamatan Ponjong. Mereka dilarikan ke RSUD Wonosari pada Selasa (31/12/2019) pagi. Dugaan antraks menguat lantaran dalam kurun waktu tiga minggu terakhir, beberapa hewan di desa tersebut dikabarkan mati mendadak.

Advertisement

Otoritas Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul membenarkan ada warga yang dilarikan ke RS lantaran diduga terjangkit antraks, Namun demikian saat ini pemerintah tengah menunggu hasil uji laboratorium sampel darah dua warga tersebut dari Balai Besar Penelitian Veteriner (BB Litvet), Bogor, Jawa Barat.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengungkapkan sampel darah dua warga Desa Gombang tersebut sudah diambil dan dikirim untuk uji lab. "Kami belum bisa menyatakan positif atau negatif, karena untuk menentukan positif kami harus melalui hasil pemeriksaan darah yang sudah diambil dan dikirim ke BB Litvet Bogor," kata Dewi saat ditemui Harianjogja.com, Jumat (3/1/2020).

Ia memastikan sampel darah tersebut sudah dikirim pada Kamis (2/1/2020) kemarin. Saat ini pihaknya tinggal menunggu hasilnya yang biasanya memakan waktu kurang lebih 10 hari. Sedangkan dua korban tersebut diketahui tengah dirawat secara intensif oleh RSUD Wonosari.

Pihaknya mencurigai bahwa kasus tersebut merupakan penyebaran virus antraks.

Dewi menjelaskan setelah ada temuan warga yang diduga terjangkit virus yang ditularkan dari hewan tersebut, pihaknya langsung mengevakuasi korban untuk diberikan pengobatan dan perawatan secara intensif di rumah sakit. Sedangkan warga di desa tersebut, pihaknya menerjunkan tim untuk dilakukan sosialisasi.

"Setelah menemukan itu kami langsung lakukan penyuluhan kepada masyarakat di lingkungan lokasi kejadian, kami edukasi seperti kalau ada sapi mati atau sakit tidak boleh dikonsumsi, kalau ada keluhan segera lapor, dan tentunya kami edukasi soal lalu lintas hewan dan pengambilan pakan," ujarnya.

Terpenting, Dewi menegaskan agar perilaku masyarakat bisa berubah. Contohnya, jika ada hewan sakit atau jangan dikonsumsi, jika ada hewan sakit jangan disembelih, sebab darahnya akan mudah terjangkit. Selain itu, lalu lintas pembelian hewan ternak oleh petani perlu diperhatikan dengan baik mulai dari mengecek kesehatan, lokasi pembelian dan pakan yang dikonsumsi hewan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0

News
| Jum'at, 26 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement