Advertisement

Hama Keong Menyerang Padi di Kulonprogo, Begini Cara Petani Mengatasinya

Lajeng Padmaratri
Kamis, 09 Januari 2020 - 06:57 WIB
Nina Atmasari
Hama Keong Menyerang Padi di Kulonprogo, Begini Cara Petani Mengatasinya Sudi Wiyono, petani di Dusun Pengasih, Desa Pengasih, Kapanewonan Pengasih memperlihatkan hama keong. - Harian Jogja/Lajeng Padmaratri

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO - Hujan deras yang turun di Kulonprogo sejak bulan Desember membuat para petani berbondong-bondong menggarap sawah. Awal tahun ini, sebagian petani masih ada yang mengolah lahan pertanian, sementara sebagian lainnya sudah memasuki tahap menanam.

Meski begitu, petani mengeluhkan keberadaan hama tanaman yang dikhawatirkan akan mempengaruhi masa pertumbuhan tanaman padi. Sudi Wiyono, 70, petani di Dusun Pengasih, Desa Pengasih, Kapanewonan Pengasih, menuturkan hama keong banyak menjangkiti tanamannya sejak beberapa tahun terakhir.

Advertisement

"Di sini hamanya ada keong emas dan keong gondang. Kalau pada tanaman yang masih muda, serangannya lebih garang," kata Sudi ketika ditemui Harianjogja.com di sela-sela kegiatannya tanam padi, Rabu (8/1/2020).

Serangan itu membuat keong-keong bertelur di bonggol tanaman padi yang baru tumbuh sekitar tiga puluh sentimeter. Jika tidak dibasmi, telur yang menjadi parasit itu akan menghambat pertumbuhan tanaman padi.

"Antisipasi saya kalau ada telur keong di tanaman padi itu saya kerok dan saya buang ke air sawah saja, sebab telurnya enggak bisa hidup kalau enggak nempel di tanaman," ujar Sudi sembari mempraktikannya. Ia mengerok telur keong berwarna merah yang telur keong mas dari salah satu tanaman, sementara telur berwarna putih merupakan telur dari keong gondang.

Sudi mengaku tidak ingin menyemprotkan pestisida untuk membasmi hama keong itu, lantaran tak ingin keong itu mati di sawah dan cangkangnya justru terinjak dan melukai penggarap sawah. "Kalau saya mending saya ambili lalu buang ke kali. Apalagi, keong juga cuma sama-sama cari makan seperti kita," tuturnya.

Menurut Sudi, masa tanam di sawahnya terbilang cukup terlambat lantaran hujan yang molor dari bulan Oktober ke Desember. "Harusnya kemarin Desember itu sudah tandur, tapi baru mulai sekarang," katanya.

Kini, ia menggarap sawah seluas 1.000 meter persegi itu untuk kemudian memanen sekitar 450 kilogram beras. Senada dengan Sudi, Mohammad, 65 juga melakukan hal yang sama. Meski sedikit terganggu dengan hama keong, namun pihaknya optimis lahan seluas 1.000 meter persegi yang digarapnya itu bisa panen dengan baik.

"Kami di sini tanam dua kali. Selain bulan Desember ini, bulan Agustus kemarin juga tanam," katanya.

Kepala Disperpangan Kulonprogo, Muh. Aris Nugroho menuturkan di Kulonprogo ada dua golongan penanaman padi, yaitu golongan 1 yang menanam di bulan Agustus dan golongan 2 yang menanam di bulan Desember. "Jadi pada bulan Desember kemarin itu bisa dilihat ada yang baru tanam, tapi ada juga yang sudah panen," kata Aris.

Golongan 1 kebanyakan sudah panen padi di bulan Desember kemarin, meliputi wilayah Nanggulan, Kalibawang, dan Galur dengan perkiraan 2.987 hektare padi. Sementara golongan 2 yang baru masuk musim panen di bulan Desember ini meliputi sebagian Sentolo, Nanggulan, Wates, Temon, Panjatan, dan Pengasih di 4.150 hektare padi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus

News
| Jum'at, 26 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement