Advertisement
KABAR DUKA: Romo Gregorius Utomo, Imam gereja Ganjuran Berpulang
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Kabar duka datang dari Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus (HKTY) Ganjuran dan Keuskupan Agung Semarang (KAS) atas wafatnya Romo Gregorius Utomo atau Romo Tomo, salah seorang imam di Gereja HKTY Ganjuran.
Romo Tomo meninggal dunia dalam usia 91 tahun di Rumah Sakit Panti Rapih, Sabtu (15/2/2020), sekitar pukul 04.45 WIB. Jenazah kemudian di semayamkan di Gereja HKTY Ganjuran sebelum dimakamkan di Kompleks Seminari Tinggi Santo Paulus, Kentungan, Sleman, Senin (17/2/2020).
Advertisement
Sejumlah karangan bunga ungkapan bela sungkawa memenuhi halaman Kompleks HKTY Ganjuran dari berbagai instansi, Bupati dan Wakil Bupati Bantul, hingga politisi. Tampak ratusan pelayat silih berganti berdatangan untuk memberikan penghormatan terhadap almarhum.
“Ada perayaan ekaristi sebanyak dua kali pukul 16.00 WIB dengan bahasa Jawa dan pukul 18.00 WIB dengan bahasa Indonesia,” kata Ketua Dewan Paroki Gereja HKTY Ganjuran, Ari Setiawan, di Gereja HKTY Ganjuran, Sabtu. Setelah digelar misa, jenazah Romo Tomo juga akan didoakan semalaman mulai pkul 20.30 WIB hingga pukul 05.00 WIB oleh umat secara bergantian.
“Pukul 05.00 WIB, jenazah akan dibawa ke pelataran candi HKTY Ganjuran dan pukul 07.00 WIB akan diadakan perayaan ekaristi Hari Orang Sakit Sedunia,” kata Ari.
Menurut Ari perayaan ekaristi Hari Orang Sakit Sedunia di Gereja Ganjuran merupakan salah satu terobosan dari Romo Tomo pada 1998 lalu.
Sebelumnya tidak ada tradisi misa untuk memperingati Hari Orang Sakit Sedunia. Peringatan tersebut dengan menghadirkan orang sakit dan para lansia untuk didoakan agar sembuh dari berbagai penyakit. Ari mengaku tidak banyak mengetahui soal sepak terjang almarhum sebelum menjadi imam di Gereja HKTY.
Namun ia mengingat Romo Tomo dikenal seorang imam yang melahirkan Deklarasi Ganjuran soal Hari Pangan Sedunia. Deklarasi itu bertepatan dengan seminar pertanian se-Asia yang dilaksanakan di Gereja HKTY Ganjuran. Romo Tomo yang berlatar belakang sebagai ahli pertanian, saat itu sepakat dengan seminar pertanian tersebut dan ia menggagas pertanian lestari.
Menurut Ari, Romo Tomo mengajak umat untuk bersahabat dengan alam, melestarikan hasil pertanian lokal, dan membumikan pertanian organik. Sampai saat ini Gereja HKTY Ganjuran rutin menggelar peringatan Hari Pangan Sedunia setiap Oktober dengan mempromosikan hasil pertanian dan makanan khas setempat.
Romo Tomo sebenarnya sudah pensiun menjadi imam di Gereja HKTY Ganjuran sejak usia 65 tahun, tetapi setelah pensiun almarhum memilih tinggal di kompleks gereja setempat dan ikut membesarkan HKTY Ganjuran.
“Beliau sebagai sosok yang komplet, sebagai bapak, sebagai pengayom. Ganjuran seperti ini ada karena peran Romo Tomo cukup besar. Jasanya tak terhitung. Maka tidak heran kami minta agar jenazah disemayamkan disini sebelum dibawa key Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan,” ujar Ari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Rupiah Melemah, Apindo Jateng Ancang-ancang Naikkan Harga Produk Manufaktur
- Sempat ke Ngawi, Penipu 2 Katering untuk Masjid Syeikh Zayed Solo Ditangkap
- Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, Satu Bocah Meninggal, Dua Selamat
- Rumah Sandra Dewi dan Harvey Moeis di Jakarta Barat Digeledah Kejaksaan Agung
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Pencegahan Kecelakaan Laut di Pantai Selatan, BPBD DIY: Dilarang Mandi di Laut
- Perekrutan Badan Ad Hoc Pilkada DIY Dibuka Pekan Depan, Netralitas Jadi Tantangan
- Tidak Berizin, Satpol PP Jogja Menyegel Empat Reklame Papan Nama Toko
- Duh, Desentralisasi Sampah DIY Mundur Lagi Menjadi Mei 2024
- Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Sabtu 20 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
Advertisement
Advertisement