Advertisement
Pakar UGM: Setiap Orang Perlu Punya Tanggung Jawab Sosial dalam Sikapi Corona
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN - Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Profesor Ova Emilia mengatakan setiap orang harus punya tanggung jawab sosial yang tinggi dalam menyikapi virus Corona penyebab Covid-19.
Guru besar UGM ini menyebut jika tanggung jawab itu bukan hanya untuk dirinya sendiri, melainkan juga untuk orang lain. "Itu salah satu konsep yang disebut dengan social responsibility, artinya rasa bertanggung jawab sosial bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk orang lain. Kalau misal dia tinggal dengan lansia, mestinya social responsibility-nya ketika dia merasa nggak sakit, tapi sadar bahwa yang tua bisa sakit," kata Ova kepada Harian Jogja, pada Rabu (8/4/2020).
Advertisement
Hal ini diperlukan karena mayoritas pasien yang terinfeksi Covid-19 berusia di atas 50 tahun yang artinya hampir lanjut usia dan lansia di atas 60 tahun. Diperlukan kesadaran tak hanya dari lansia itu sendiri, namun juga orang lain yang tinggal bersamanya untuk bisa mencegah penularan.
Ketika disinggung apakah diperlukan proteksi khusus lansia, ia mengatakan tidak perlu karena pencegahan virusnya sama saja.
"Sebetulnya kalau pencegahannya sama saja, namun kalau lansia atau lebih dari 50 tahun ke atas mestinya harus tahu diri daripada yang lain. Bukan hanya dirinya sendiri, tapi juga orang di sekitarnya. Orang yang tinggal dengan lansia harusnya kan lebih menjaga," tegasnya.
Selain itu, daerah dengan aglomerasi perkotaan juga menunjukkan data tinggi terkait Covid-19. Sebut saja Kecamatan Depok, Sleman yang memiliki tiga pasien positif, 14 PDP, dan 158 ODP berdasarkan data Dinkes DIY pada Selasa (7/4/2020) kemarin. Ova menerangkan jika daerah aglomerasi perkotaan biasanya ditinggali oleh orang dengan mobilitas tinggi.
"Yang positif itu kan yang punya mobilitas tinggi. Makanya edukasinya kan stay at home atau kurangi mobilitas," tegas Ova.
Menurutnya, di daerah yang terpencil dan mobilitas warganya kurang, akan lebih kecil kemungkinan warga yang terkena virus. "Jadi memang tempat yang banyak lalu lalang dan jadi tempat persinggahan," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Fasilitas Migas Iran Kena Serangan Rudal Israel, Picu Kekhawatiran Pasar
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bakal Dihilangkan, Begini Alasan Bupati Gunungkidul
- Okupansi Hotel Tak Optimal, PHRI DIY Sebut Kost Harian Harga Murah Jadi Biangnya
- Rp8,3 Miliar Anggaran Rehabilitasi RTLH di Sleman Disalurkan Pertengahan Juli 2025
- Libatkan Seluruh Perangkat Daerah, Pemkot Jogja Targetkan Stunting di Bawah 10 Persen
- Ini Langkah Desa Wisata di Kulonprogo Mengatasi Dampak Larangan Study Tour dari Jawa Barat
Advertisement
Advertisement