2 Orang Meninggal, Klaster Covid-19 Srikayangan Perlu Jadi Perhatian di Kulonprogo
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—DPRD Kulonprogo meminta gugus tugas kabupaten memperkuat komunikasi lintas pemangku kepentingan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Ini penting untuk mencegah ledakan kasus Covid-19 di Kulonprogo pasca kemunculan Klaster Srikayangan yang menyebabkan sembilan orang positif dengan dua di antara mereka meninggal dunia.
"Koordinasi lintas sektoral perlu ditingkatkan, gugus tugas tingkat kabupaten sampai kalurahan harus lebih intens lagi mendisiplinkan masyarakat perihal penerapan protokol kesehatan. Jangan sampai ada klaster baru lagi seperti klaster Srikayangan," kata Ketua DPRD Kulonprogo, Akhid Nuryati, Kamis (13/8/2020).
Advertisement
Akhid mengatakan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 dari Klaster Srikayangan, ia menyarankan agar Kalurahan Srikayangan yang secara administratif masuk wilayah Kapanewon Sentolo bisa diisolasi wilayah. Cara ini sebelumnya telah diterapkan pada kasus penyebaran Covid-19 dari Klaster Pedagang Ikan di Pasar Mendit dan Pasir Kadilangu, Kapanewon Temon.
"Berdasarkan pengalaman saya terjun dalam percepatan penanganan Covid-19 di Klaster Pedagang Ikan, kemudian secara lokal di isolasi lokal. Sehingga sampai hari ini, klaster pedagang Ikan hanya menyebabkan tiga pasien, dan tidak ada penyebaran ke luar," ucapnya.
Wakil Ketua II DPRD Kulon Progo Lajiyo Yok Mulyono mengatakan penambahan kasus Covid-19 di Kulonprogo yang kebanyakan dari klaster Srikayangan telah memecahkan rekor sepanjang penambahan kasus Kulonprogo. Dia minta petugas kesehatan melakukan tracing terhadap masyarakat yang melakukan kontak dengan pasien positif Covid-19. Gugus tugas juga harus bergerak cepat supaya Klater Srikayangan tidak menyebar, bila diperlukan segera dilakukan lock down lokal.
Klaster Srikayangan bersumber dari KP-44, pria, 51, asal Kalurahan Srikayangan, Sentolo. Pasien ini dinyatakan meninggal dunia, pada Sabtu (8/8/2020) di RS PKU Muhammadiyah, Jogja, dengan konfirmasi Covid-19. Dari Klaster Srikayangan, sudah ada sembilan kasus positif dengan dua di antaranya meninggal dunia. Dua irang yang meninggal itu yakni KP-44 dan KP-45.
KP-45 adalah perempuan berusia 45 tahun, asal Sentolo, yang memiliki riwayat penyakit asma dan menunjukkan gejala berat hingga meninggal pada Minggu (9/8/2020) di RSUP dr Sardjito. KP-45 sebelumnya masuk klasifikasi Pasien Dalam Pengawasan (PDP), tapi pada Senin (10/8/2020) dinyatakan sebagai kasus positif karena hasil test swab yang keluar hari itu menunjukkan ia terinfeksi virus corona.
Sisanya, sebanyak tujuh penderita, yakni empat asal Kapanewon Sentolo meliputi KP-47, laki-laki; KP-48, perempuan; KP-49, laki-laki; KP-50, perempuan dan tiga orang asal Kapanewon Lendah yakni KP-51, laki-laki; KP-52, laki-laki dan KP-53, laki-laki.
Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulonprogo mencatat hingga Kamis (13/8/2020), jumlah penderita Covid-19 di kabupaten ini, mencapai 54 kasus dengan rincian 23 dirawat, 29 sembuh dan dua meninggal dunia. Untuk rekapitulasi jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 119 orang dengan rincian 53 pulang, 12 meninggal dunia dan 54 positif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tarik Uang Taruhan dari 10 Orang, Pemain Judi Online asal Bantul Ditangkap Polisi
- Awasi Masa Tenang, Bawaslu Siagakan Semua Petugas Pengawas
- Selamatkan Petani karena Harga Cabai Anjlok, Pemkab Kulonprogo Gelar Bazar dengan Harga Tinggi
- Kantor Imigrasi Yogyakarta Catat 26.632 Turis Asing Masuk Yogyakarta via YIA pada Agustus-Oktober 2024
- Bawaslu dan KPU Kulonprogo Bersiap Masuki Masa Tenang dan Pemilihan
Advertisement
Advertisement