Advertisement

Pakar UGM Sarankan Uji Swab di Lokasi Tujuan Bagi Pelaku Perjalanan

Lajeng Padmaratri
Senin, 28 September 2020 - 10:47 WIB
Sunartono
Pakar UGM Sarankan Uji Swab di Lokasi Tujuan Bagi Pelaku Perjalanan Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, DEPOK--Kasus positif Covid-19 terus bertambah di masa adaptasi kebiasaan baru ini. Selain pengetatan protokol kesehatan antara lain penggunaan masker dengan benar, cuci tangan, serta menjaga jarak, Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) juga menyarankan supaya dilakukan tes swab bagi pelaku perjalanan setiba di lokasi tujuan.

Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Bayu Satria Wiratama mengungkapkan pihaknya tidak masalah terkait penghapusan kebijakan uji rapid maupun swab sebelum melakukan perjalanan. Ia justru menyarankan pemeriksaan dilakukan ketat di pintu masuk daerah yang dituju.

Advertisement

BACA JUGA : Uji Swab Massal di Kulonprogo Telah Mencapai 3.000 Orang

"Pencabutan swab dan rapid saat naik transportasi umum, tidak masalah. Sebab kalau tesnya dilakukan 14 hari sebelum berangkat itu tidak juga tidak ada efeknya, tidak berguna, cuma buang-buang uang saja," kata Bayu pada Minggu (27/9/2020).

Ia menyarankan penghapusan kebijakan itu kemudian diubah dengan sistem pengawasan yang lebih ketat di tempat tujuan. Bagi pelaku perjalanan yang sudah tiba di suatu daerah, maka harus melakukan isolasi mandiri dulu sebelum beraktivitas di daerah tujuan. Sebab, ada potensi pendatang tersebut baru terinfeksi selama melakukan perjalanan, sehingga perlu diobservasi selama 14 hari terlebih dahulu.

Kendati demikian, Bayu menyayangkan sikap pemerintah yang seolah lepas tangan setelah mencabut kebijakan tersebut. "Dicabut tidak apa-apa, tapi diganti dengan sistem lain yang lebih bagus. Sampai saat ini tidak ada keputusan seperti itu, pemerintah hanya mencabut dan menyerahkan ke daerah untuk pengawasan. Seharusnya diarahkan harus bagaimana," urainya.

BACA JUGA : HARIAN JOGJA HARI INI: Lab di DIY Kewalahan Uji Swab 

Menurutnya, jika ingin menekan lonjakan kasus dengan segera, maka pemerintah perlu memperbanyak lokasi isolasi mandiri yang terpusat yang ditujukan bagi pelaku perjalanan. "Sediakan tempat karantina mandiri, sehingga pendatang bisa langsung datang kesana yang terpusat. Itu bisa lebih bagus kalau memang ingin menekan [lonjakan kasus] dengan segera," ujarnya.

Hal serupa disampaikan  Kepala Pusat Kedokteran Tropis FKKMK UGM, Riris Andono Ahmad. Menurutnya jika ingin fokus pada diagnosis sumber penularan, maka begitu pelaku perjalanan tiba di suatu daerah, harus melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. "Setelah itu dia tidak akan punya potensi menularkan," ujarnya.

BACA JUGA : Laboratorium Uji Swab Covid-19 Kelebihan Beban, Sampel

Jika ingin tetap menerapkan uji swab pada saat tiba di lokasi yang dituju, Riris menyatakan lebih tepat jika pendatang tersebut menjalani isolasi dulu selama lima hari untuk kemudian diuji swab. "Sebab kalau tertular di perjalanan, begitu tiba langsung diswab tidak akan positif, karena belum masuk periode infeksiusnya," kata pria yang biasa disapa Doni ini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement