12 Kelompok Seniman Unjuk Gigi dalam Festival Gejog Lesung 2020 di Kulonprogo
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO- Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Kulonprogo, menggelar festival gejog lesung 2020. Kegiatan yang menampilkan kelompok seni gejog lesung dari 12 kapanewon di Kulonprogo itu diselenggarakan di Taman Budaya Kulonprogo (TBK) Kapanewon Pengasih, selama empat hari terhitung sejak Senin-Kamis (5-8/10/2020).
Kepala Kundha Kabudayan Kulonprogo, Niken Probo Laras mengatakan festival ini digelar dalam rangka menyambut hari jadi Kulonprogo ke-69 sekaligus melestarikan seni tradisional gejog lesung yang merupakan salah satu warisan budaya di Indonesia. Kegiatan ini juga salah satu upaya Disbud dalam meregenerasi seniman gejog lesung.
Advertisement
Baca juga: Panek Diawak Kayo Diurang, Lagu Minang Pemersatu Warganet yang Bikin Baper
"Selain melestarikan seni tradisional, tentunya lewat kegiatan ini kami ingin mengenalkan kepada generasi muda tentang gejog lesung, dan kedepan bisa menjadi seniman juga," kata Niken di sela-sela pembukaan festival gejog lesung di TBK, Pengasih, Senin (5/10/2020) malam.
Festival ini diikuti 12 kelompok seniman gejog lesung dari seluruh kapanewon di Kulonprogo. Sebelum tampil, kelompok seniman itu mendapat pelatihan dari pakar seni dan akademisi di bidangnya. Adapun setiap kelompok berkesempatan tampil selama 20 menit. Penampilan mereka disiarkan langsung melaui channel YouTube Disbud Kulonprogo.
"Setiap malam, selama empat hari acara, ditampilkan tiga kelompok dari masing-masing kapanewon," ujar Niken.
Baca juga: Noah Bakal Gelar Konser Virtual, Incar 15.000 Penonton
Niken mengatakan penampilan peserta dinilai oleh dewan juri yang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari pegiat seni, akademisi dan perwakilan Disbud Kulonprogo. Lima penyaji terbaik nantinya akan memperoleh hadiah berupa piagam dan uang pembinaan.
Bupati Kulonprogo, Sutedjo memberikan apresiasi Kundha Kabudayan beserta unsur yang terlibat atas terselenggaranya festival ini. Diharapkan kegiatan ini mampu menanamkan dan memberi sentuhan seni, tradisi dan budaya kepada masyarakat luas, khususnya kepada anak-anak sebagai sebagai generasi penerus yang kelak akan mewarisi berbagai seni tradisi.
Menurut Sutedjo, generasi milineal masa kini sangat sedikit yang mengenal alat tradisonal bernama lesung. Zaman dahulu lesung digunakan oleh masyarakat sebagai alat untuk memisahkan padi dari tangkai dan kulitnya. Padi yang kering dimasukkan dalam lesung, kemudian ditumbuk dengan alu, sehingga menimbulkan irama. Namun setelah berkembangnya alat penggiling padi yang semakin modern, maka gejog lesung saat ini sudah tidak lagi digunakan dan dikembangkan menjadi sebuah kesenian tradisional.
"Harapannya melalui Festival Gejog Lesung ini, masyarakat akan bisa mengenal lebih dekat alat yang dulu digunakan sebagai alat penumbuk padi itu, namun kini menjadi alat musik tradisional yang mengalun unik berwarna akustik," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- KPU Larang Pemanfaatan Lapangan Denggung, 2 Paslon Pilkada Sleman Urung Gelar Kampanye Akbar
- Dinkes DIY Peringati HKN sekaligus Kampanyekan Pencegahan Stunting lewat Fun Run 5K
- Tarik Uang Taruhan dari 10 Orang, Pemain Judi Online asal Bantul Ditangkap Polisi
- Awasi Masa Tenang, Bawaslu Siagakan Semua Petugas Pengawas
- Selamatkan Petani karena Harga Cabai Anjlok, Pemkab Kulonprogo Gelar Bazar dengan Harga Tinggi
Advertisement
Advertisement