Advertisement
Angka Kematian Ibu Tinggi, Dinkes Bantul Andalkan Kader Srikandi Sehat

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL - Dinas Kesehatan Bantul terus berusaha menekan tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Bantul. Salah satu usahanya yakni dengan meluncurkan kader Srikandi Sehat, Kamis (12/11/2020).
Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Budiraharjo mengatakan, saat ini AKI dan AKB di Bantul cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dengan telah ada 17 kasus kematian ibu hingga awal November. Jumlah itu meningkat dibandingkan tahun lalu, yakni 13 kasus, dan pada 2018 ada 14 kasus.
Advertisement
Melihat tingginya kasus tersebut, maka jawatannya, merasa perlu untuk membuat upaya untuk menurunkan kasus tersebut. Salah satunya adalah memaksimalkan keberadaan 225 kader Srikandi Sehat ke 75 desa yang ada di Bantul.
“Nantinya mereka akan bersinergi dengan kita untuk menurunkan angka tersebut,” kata Agus, Kamis (12/11/2020).
Baca juga: PILKADA BANTUL: Persiapan Matang Dilakukan Dua Paslon Jelang Debat Publik Ketiga
Selain bersinergi dengan Dinkes, lanjut Agus, para kader ini nantinya juga akan membantu mengidentifikasi ibu hamil yang berisiko tinggi.
Harapannya, identifikasi ini menjadi langkah awal mencegah adanya kematian ibu dan bayi.
Sebab, diakui oleh Agus, dengan kondisi pandemi Covid-19 ini, risiko kematian dari ibu dan bayi cukup tinggi. Hal ini terjadi lantaran, Covid-19 membuat aktivitas pemeriksaan terhadap ibu hamil dan bayi menjadi terbatas.
Selain itu, dalam situasi pandemi saat ini, banyak ibu hamil yang enggan melakukan konsultasi karena adanya ketakutan terpapar Covid-19. Di samping itu, tingginya AKI dan AKB juga disebabkan banyaknya ibu hamil yang memilih pulang ke Bantul sembari menunggu masa persalinan.
Oleh karena itu, masih kata Agus, para kader ini nantinya yang akan berkoordinasi dan mendeteksi agar AKI dan AKB bisa ditekan.
“Dari dinas sendiri juga akan memberi fasilitas swab kepada ibu hamil saat memasuki usia 36 pekan. Nantinya yang positif, sesuai protokol harus melakukan isolasi,” paparnya.
Baca juga: Kenaikan UMK Jogja Dinilai Rendah, Pemkot: Dewan Pengupahan Sudah Sepakat
Sementara Karjiyem selaku Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Bantul mengungkapkan, saat ini 225 kader Srikandi sudah mulai bekerja. Dimana untuk memudahkan pendeteksian dini, mereka telah membuat WhatsApp Grup yang melibatkan antara kader Srikandi dan ibu hamil.
“Lewat aplikasi tersebut, akan mudah dideteksi. Nantinya tentu jika ditemukan ada yang memiliki risiko tinggi bisa langsung dirawat,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kemenhub: 31 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Berhasil Diselamatkan
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Tol Jogja-Solo Ruas Klaten-Prambanan Masih Gratis, PT JMJ Tunggu Keputusan Menteri PU Soal Tarif
- Mbah Tupon Jadi Turut Tergugat, Kuasa Hukum Penggugat Ingin Duduk Bersama Selesaikan Perbuatan Melawan Hukum
- Kasus Sengatan Ubur-ubur di Pantai Selatan Bantul Terus Bertambah, Korban Paling Banyak Anak-anak
- Kepala Sekolah Rakyat DIY dari Bantul dan Kulonprogo, Formasi Guru Menyusul
- Pedagang Eks TKP ABA Keluhkan Pengunjung Sepi, Wali Kota Jogja Bakal Gelar Sejumlah Event
Advertisement
Advertisement