Advertisement

Kasus Naik, DBD Masih Patut Diwaspadai

Catur Dwi Janati
Kamis, 19 November 2020 - 02:37 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Kasus Naik, DBD Masih Patut Diwaspadai Ilustrasi - Pixabay

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA - Angka Demam Berdarah Dengue (DBD) nampaknya masih memunculkan angka kasus yang tinggi selama pandemi. Malahan data kasus alami kenaikan, dengue mengalami kenaikan dimana menurut catatan Kementerian Kesehatan menunjukkan peningkatan kasus dengue hingga mencapai 93.178 kasus dengan 645 kasus kematian.

Memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN), WMP Jogjakarta Berskala Dinkes Kota Jogja menyelenggarakan talk show bertajuk "Perluasan Manfaat Wolbachia dan Kewaspadaan Terhadap Demam Berdarah di Musim Penghujan" yang diadakan pada Rabu (18/11/2020) di Star Jogja.

Advertisement

Peneliti Utama World Mosquito Program Jogja, Adi Utarini, menyebutkan jika sebenarnya selama ini banyak tindakan yang telah dilakukan untuk menekan DBD. Mulai dari dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), satu Rumah satu Jumantik, hingga fogging. Di Kota Jogja upaya pencegahan DBD ditambah dengan pelepasan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia.

Baca juga: Corona di Jogja Melonjak, Ketersediaan Bed Pasien Covid-19 Makin Menipis

"Kami mengembangkan teknologi Wolbachia yang telah terbukti efektif menghambat replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti. Manfaat nyamuk berWolbachia yang telah dirasakan oleh warga di wilayah pelepasan saat penelitian inilah yang selanjutnya kami perluas sebarannya ke wilayah yang belum mendapat nyamuk ber-Wolbachia," terang Utarini pada Senin (16/11/2020).

Utarini menjelaskan jika penelitian selama tiga tahun telah menunjukkan hasil efikasi olbachia, bahwa Wolbachia efektif menurunkan 77% kejadian dengue di area W za intervensi dibandingkan dengan di area pembanding. Setelah penelitian pengendalian dengue berakhir, WMP bersama dengan melalui Dinkes Kota Jogja sedang melakukan perluasan manfaat Wolbachia di area intervensi di Kota Jogja. "Ribuan ember berisi telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia dititipkan di rumah penduduk, kurang lebih selama 4 – 6 bulan, hingga persentase Wolbachia established di 60 persen," ujarnya.

Dijelaskan Utarini jika ember berisi telur nyamuk ber-Wolbachia telah disebar di rumah penduduk hingga fasilitas umum mencakup 29 Kelurahan di 15 Puskesmas yang masuk dalam area kontrol di Kota Jogja. Monitoring akan dilakukannya di lokasi pelepasan Wolbachia. Uut menambahkan jika aspek perilaku manusia penting untuk mencegah dengue dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), konsumsi asupan gizi yang seimbang, olah raga rutin, serta istirahat yang cukup.

Kenaikan Populasi Nyamuk

Entomology Team Leader WMP Yogyakarta Warsito Tantowijoyo, mengatakan jika di musim penghujan biasanya terjadi kenaikan populasi nyamuk. "Hal ini ditambah dengan fenomena La Nina di Bulan November yang berpengaruh terhadap tingginya curah hujan di Indonesia. Di musim penghujan, banyak genangan air yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk," paparnya.

Baca juga: Kulonprogo Tambah 10 Kasus Baru, 8 Berasal dari Sumber Penularan yang Sama

Sementara itu Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Jogja, Yudiria Amelia, mengatakan jika Dinkes Kota Jogja mengingat Puskesmas untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap dengue. "Dinkes Kota Jogja juga bersurat kepada Camat dan Lurah melalui Surat Edaran [SE] yang dikeluarkan oleh walikota atau Sekda, megimbau gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk [PSN]," terangnya.

Berdasarkan data Dinkes Kota Jogja jumlah kasus DBD di Kota Jogja dari Januari hingga saat ini mencapai 282 kasus. Dari kasus tersebut tidak ada satu kasus pun yang berujung meninggal dunia. Amelia menghimbau kepada masyarakat yang memiliki gejala DBD atau Covid-19 untuk segera langsung memeriksakan diri fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan tindakan medis.

"Masyarakat juga perlu tetap menjalankan protokol kesehatan 4M COVID 19 [Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Menghindari Kerumunan] dan 4M DBD [Menguras, Menutup, Mengubur, dan Memantau tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk]," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement