Advertisement

Perkembangan Terbaru Merapi: Potensi Awan Panas 5 Km, Intensitas Kegempaan Meningkat Tajam

Hafit Yudi Suprobo
Selasa, 01 Desember 2020 - 18:17 WIB
Budi Cahyana
Perkembangan Terbaru Merapi: Potensi Awan Panas 5 Km, Intensitas Kegempaan Meningkat Tajam Gunung Merapi - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Gunung Merapi meluncurkan guguran material sejauh 3 kilometer (km) pada November. Intensitas kegempaan pada bulan lalu meningkat lima kali lipat dibandingkan dengan Oktober. Potensi awan panas sejauh 5 km.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan luncuran guguran material Gunung Merapi teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan, Magelang, dengan jarak maksimal sejauh tiga kilometer di sektor barat ke arah hulu Kali Sat pada 8 November pukul 12.57 WIB.

Advertisement

BACA JUGA: Kepala Dinas Sosial Kota Jogja Meninggal Dunia karena Covid-19, Pemkot Berduka

“Cuaca di sekitar Gunung Merapi umumnya cerah pada pagi hari, sedangkan siang hingga malam hari berkabut. Asap berwarna putih, ketebalan tipis hingga tebal dengan tekanan lemah hingga sedang,” ujar Hanik melalui keterangan tertulisnya pada Senin (30/11/2020).

Analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor tenggara pada November menunjukkan perubahan morfologi sekitar puncak, yaitu runtuhnya sebagian kubah Lava 1954.

“Berdasarkan analisis foto drone pada 16 November 2020, teramati adanya perubahan morfologi dinding kawah akibat runtuhnya lava lama, terutama Lava 1997 (selatan), Lava 1998, Lava 1888 (barat) dan Lava 1954 (utara), selain itu belum teramati kubah lava baru," ungkapnya.

BACA JUGA: Kasus Covid-19 di Kota Jogja Naik Tajam, Ini Penyebabnya

Pada November, tercatat 1.069 kali gempa vulkanik dangkal (VTB), 9.201 kali gempa fase banyak (MP), 29 kali gempa low frequency (LF), 1.687 kali gempa guguran (RF), 1.783 kali gempa embusan (DG) dan 39 kali gempa tektonik (TT). Intensitas kegempaan pada November dua sampai lima kali lebih tinggi dibandingkan bulan Oktober yang lalu.

BPPTKG menyimpulkan terdapat peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi berupa aktivitas kegempaan internal yang mencapai 400 kali per hari, laju deformasi mencapai 11 cm per hari, konsentrasi gas CO2 yang meningkat menjadi 675 ppm, serta perubahan morfologi puncak akibat intensifnya aktivitas guguran. Data pemantauan ini menunjukkan proses desakan magma menuju permukaan.

“Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dan awan panas sejauh maksimal 5 kilometer,” ujar Hanik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement