Penularan Covid-19 Rendah, Sleman Kembali Bebas Zona Merah
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Kapanewon Kalasan akhirnya mampu keluar dari zona merah penularan Covid-19. Saat ini, dari 17 Seluruh kapanewon di Sleman, hanya enam kapanewon yang berstatus zona oranye.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo mengatakan Kapanewon Kalasan sebelumnya berstatus zona merah namun saat ini sudah masuk zona oranye. Dengan demikian, saat ini tidak ada lagi kapanewon yang masuk zona merah. "Hal ini berdasar peta epidemiologi per 27 Februari 2021, Kalasan kini masuk kriteria zona oranye atau resiko penularan sedang," katanya, Jumat (5/3/2021).
Advertisement
Di samping tidak lagi berstatus daerah resiko tinggi, Kalasan juga mencatatkan angka penularan paling rendah dibanding 16 kapanewon lain yakni 0,24. Alhasil, jumlah zona oranye juga berkurang dari sebelumnya sembilan kapanewon saat ini tersisa enam kapanewon saja.
Baca juga: Hati-Hati! Ada Penipuan Vaksin Covid-19 Berbayar, Ini Modusnya
Selain Kalasan, lima kapanewon lainnya juga masuk zona oranye. Masing-masing Kapanewon Moyudan, Minggir, Prambanan, Ngemplak, dan Pakem. Prambanan sebelumnya masuk zona kuning dan saat ini masuk zona oranye dengan rata-rata penularan tertinggi se Sleman yakni 0,97.
Sementara Moyudan, Minggir, Ngemplak dan Pakem masih bertahan di zona oranye dengan resiko penularan sedang. Adapun kapanewon yang sebelumnya zona oranye dan masuk zona kuning meliputi Kapanewon Godean, Berbah, Sleman, Tempel dan Cangkringan.
Data penularan Covid-19 di tingkat kabupaten, kata Joko, juga mengalami penurunan. Saat ini tingkat penularan di Sleman tercatat 0,51 atau turun 0,10 dibanding pekan sebelumnya. Angka penularan atau Rt ini menunjukkan tingkat potensi penularan virus. Jika Rt 1, artinya satu pasien berpotensi menularkan virus kepada satu orang lainnya.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 untuk Pelayan Publik Telah Dimulai di Bantul
Joko mengatakan saat ini Kabupaten Sleman berstatus zona kuning. Persentase kesembuhan juga meningkat dari 86,6% pada pertengahan Februari lalu, sekarang naik jadi 89,9%. "Secara umum tingkat kesembuhan di Sleman sangat tinggi dengan penularan yang rendah. Dilihat dari angka-angka indikator sudah baik, meski pun begitu tetap tidak boleh lengah," kata Joko.
Terpisah, Panewu Kalasan Siti Anggraeni mengatakan meski wilayahnya sudah tidak berstatus zona merah, masyarakat tetap diimbau tidak boleh lengah. "Protokol kesehatan harus tetap dijalankan apalagi sekarang masih berlangsung PPKM Mikro," ujarnya.
Berdasarkan hasil monitoring Dinkes, kasus Covid-19 di Kalasan didominasi klaster keluarga dan karyawan. Banyak di antara pekerja swasta yang tinggal di asrama atau kos. Dampaknya, jika ada kasus positif maka rentan terjadi penularan karena sebagian dari pasien menjalani isolasi mandiri.
Untuk menekan penularan pasien yang melakukan isolasi mandiri, pemerintah kalurahan berupaya menyediakan fasilitas tempat karantina. Di Kapanewon Kalasan terdapat dua kalurahan yang telah memiliki selter Covid-19 yakni Tamanmartani, dan Tirtomartani.
"Shelter disediakan di balai kalurahan. Harapannya dengan adanya tempat karantina bisa meminimalisir resiko penularan klaster keluarga," ujar Siti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Berani ke Italia, Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant Bisa Ditangkap
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kronologi Truk Box Tabrak Motor di Jalan Turi-Tempel yang Tewaskan Satu Orang
- Stok Darah dan Jadwal Donor Darah di Wilayah DIY Hari Ini, Kamis 21 November 2024
- Pilkada Bantul: TPS Rawan Gangguan Saat Pemungutan Suara Mulai Dipetakan
- BPBD Bantul Sebut 2.000 KK Tinggal di Kawasan Rawan Bencana Longsor
- Dua Bus Listrik Trans Jogja Senilai Rp7,4 Miliar Segera Mengaspal
Advertisement
Advertisement