Advertisement
Siap-Siap Krisis Air, BPBD Gunungkidul Siapkan Rp700 Juta

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mengalokasikan anggaran sekitar Rp700 juta untuk mengatasi krisis air pada saat musim kemarau. Diperkirakan wilayah Gunungkidul memasuki kemarau mulai akhir Mei mendatang.
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, berdasarkan prakiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kemarau akan masuk wilayah Gunungkidul pada akhir Mei mendatang. Rencananya bersamaan dengan memasuki musim kering ini, BPBD akan berkoordinasi dengan panewu untuk memetakan daerah rawan kekeringan serta pendataan terhadap jiwa terdampak.
Advertisement
“Masih bulan depan koordinasinya karena sekarang masih masuk masa peralihan dari musim hujan ke kemarau,” kata Edy, Selasa (20/4/2021).
Dia menjelaskan, sesuai dengan pengalaman di tahun-tahun sebelumnya, musim kemarau memberikan dampak ke sejumlah wilayah akan mengalami krisis air bersih. Oleh karenanya, untuk mengantisipasi, pemkab telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp700 juta yang dipergunakan dalam program droping air.
“Jumlahnya hampir sama dengan alokasi di tahun sebelumnya. Tapi, di 2020 serapannya hanya mencapai Rp400 juta dan sisanya dikembalikan ke kas daerah,” katanya.
Baca juga: Organda DIY Ingatkan Kemunculan Angkutan Mudik Ilegal Saat Libur Lebaran
Meski belum memasuki musim kemarau, Edy berharap masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana, khususnya angin kencang di masa pancaroba. Menurut dia, seiring adanya pergantian musim, intensitas hujan mulai menurun pada saat masa pancaroba. Namun, hujan deras tetap bisa turun dengan durasi waktu yang singkat. “Ini yang harus diwaspadai. Sebab, meski intensitasnya tidak lama, tapi tetap bisa menyebabkan terjadinya bencana,” katanya.
Anggota DPRD Gunungkidul, Ery Agustin S berharap pemkab tidak hanya mengandalkan droping air untuk mengatasi krisis air saat kemarau. Menurut dia, wilayah Gunungkidul memiliki potensi sumber dari sungai bawah tanah yang melimpah.
Ery berharap potensi ini bisa dimaksimalkan sehingga tidak ada lagi warga yang kesulitan air pada saat kemarau tiba. “Selama ini belum dimanfaatkan dengan baik. Jadi, droping bukan solusi karena upaya pasti untuk mengatasi bisa dilakukan dengan memanfaatkan sungai-sungai bawah tanah yang dimiliki,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Tinjau Dampak Bencana, Prabowo Kunjungi Korban Banjir Bali
Advertisement

Wisata Favorit di Asia Tenggara, dari Angkor Wat hingga Tanah Lot
Advertisement
Berita Populer
- Alokasi Pendidikan di RAPBD Kulonprogo 2026 Mencapai Rp353 Miliar
- Berlangsung Cuma 7 Hari, Pasar Kangen TBY Start Mulai 18 September
- Ditahan Kejati DIY, Mantan Dukuh Candirejo Sleman Rugikan Negara Rp733 Juta
- DPRD DIY Dukung Usulan Sultan Soal BUKP Gunungkidul Jadi Perseroda
- Pendapatan Pemkab Gunungkidul Diproyeksi Rp1,9 Triliun pada 2026
Advertisement
Advertisement