Advertisement
Museum Intro, Panduan Menjelajahi Kotagede Secara Lengkap
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-- Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY tengah mengembangkan Museum Intro sebagai penunjang Living Museum Kotagede. Di Meseum Intro ini, nantinya pengunjung akan mendapat gambaran potensi-potensi kekayaan Kotagede dengan lebih komprehensif.
Secara garis besar, Living Museum Kotagede merupakan tempat untuk melihat dan memahami warisan budaya langsung dari masyarakatnya, yang sampai saat ini masih melestarikannya. Konsep yang telah dikembangkan sejak tajun 1990-an dianggap mampu melibatkan peran serta masyarakat Kotagede dengan lebih nyata, terutama dalam hal pelestarian dan pemanfaatan peninggalan budaya yang bersifat tangible maupun intangible.
Advertisement
Menurut Kepala Seksi Permuseuman Disbud DIY, Wisamarini, Museum Intro ini bisa memudahkan masyarakat dalam menjelajahi Kotagede.
"Museum Intro ini menjadi pintu masuk. Ada informasi berupa video, poster, dan visual lainnya terkait empat klaster Living Museum Kotagede ini," kata Wisamarini, Kamis (5/8/2021).
"Dengan gambaran ini, masyarakat bisa memiliki gambaran utuh potensi di Kotagede dan bisa memilih ingin mengunjungi klaster yang mana."
Hal ini bisa memudahkan masyarakat dalam memilih jalur sesuai keinginan atau kebutuhan. Serta kemungkinan terlewatnya informasi potensi budaya oleh pengunjung bisa diminimalisir. Bahkan tidak menutup kemungkinan, masyarakat yang belum punya niatan ke Kotagede, dengan melihat informasi di Museum Intro menjadi tergugah untuk berkunjung.
Adapun rencana pembukaan Museum Intro secara terbatas akan dilaksanakan akhir 2021 ini. Ke depannya, tidak menutup kemungkinan museum akan menambahkan beberapa barang koleksi sebagai pendukung informasi.
"Sebenarnya dulu dari masyarakat Kotagede sudah membuat meseum, benda-bendanya juga milik masyarakat sekitar. Namun gempa 2006 meruntuhkan bangunan museum tersebut. Dampaknya, banda-benda di museum tersebar," kata Wisamarini.
"Baru diusulkan lagi sekitar tahun 2019."
Empat Klaster
Adapun empat klaster Living Museum Kotagede yaitu situs arkeologi dan lanskap sejarah; kemahiran (teknologi) tradisional; sastra, seni pertunjukan, adat tradisi, dan kehidupan keseharian; serta pergerakan sosial kemasyarakatan.
Dalam klaster arkeologi dan sejarah misalnya, pengunjung bisa melihat peninggalan berupa artefak, bangunan, cagar budaya, dan lainnya. Untuk klaster kemahiran tradisional memuat informasi peninggalan arsitektur dan kriya perak.
"Klaster sastra, seni pertunjukan, adat tradisi melingkupi kemampuan kreasi seni serta kuliner khas Kotagede seperti Kipo dan Waru. Sementara klaster pergerakan sosial terkait dengan perjalanan sejarah terkait muncul dan berkembangnya organisasi sosial dan kemasyarakatan kotagede. Termasuk perannya dalam kemerdekaan Indonesia," kata Wisamarini.
Dengan adanya Living Museum Kotagede, harapannya ada angin segar untuk masyarakat menikmati budaya. Tidak hanya pulang dengan tangan hampa, namun banyak nilai dari interaksi masyarakat sekitarnya.
Sementara adanya Museum Intro ini, Wisamarini berharap terjadi hubungan yang saling menguntungkan, terutama untuk masyarakat sekitar. Semoga nilai-nilai yang ada di Kotagede semakin terangkat dan bisa berdampak baik juga pada perekonomian masyarakat sekitar.
"Setelah museum dibuka, masyarakat bisa mendapatkan informasi terkait Kotagede. Masyarakat sekitar juga bisa semakin sadar akan potensi yang mereka miliki," kata Wisamarini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Kata Stafsus Soal Insiden Kunker Presiden di Sumut yang Bikin 1 Warga Meninggal
- Gibran Tetap di Solo saat Pemenang Pemilu 2024 Ditetapkan Besok, Ini Imbauannya
- Safari Ramadan, Direksi TelkomGroup Tinjau Infrastruktur dan Salurkan CSR
- Per Hari 1.500 Porsi, Daftar Takjil di Masjid UGM Sebulan Full, Menu Pasti Beda
Berita Pilihan
Advertisement
32 Proyek Strategis Bendungan hingga Tol Ditarget Selesai Tahun Ini
Advertisement
Ribuan Wisatawan Saksikan Pawai Ogoh-Ogoh Rangkaian Hari Raya Nyepi d Badung Bali
Advertisement
Berita Populer
- Panduan Mudik Lebaran 2024 dari Tol Trans Jawa Menuju Tol Jogja-Solo: Tujuan Klaten, Gunungkidul, Kulonprogo dan Sleman
- TPA Piyungan Ditutup Permanen: Kota Jogja Perluas Kapasitas TPS3R untuk Desentralisasi Sampah
- Langgar Aturan, Sejumlah Tempat Hiburan Kena Semprit, Salah Satunya Milik Artis Nasional
- Antisipasi Cuaca Ekstrem, Masyarakat DIY Diminta Memangkas Pohon
- Pemda DIY Targetkan Jalan Godean Kembali Mulus Setelah Lebaran
Advertisement
Advertisement