Advertisement
Mengenal Museum Pleret, Museum tentang Mataram Islam

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Meski pandemi Covid-19 masih melanda DIY, Dinas Kebudayaan DIY tetap melakukan perannya, yakni mengedukasi masyarakat tentang peran penting museum di DIY.
Salah satu museum yang dipromosikan adalah Museum Sejarah Purbakala Pleret yang digelar secara daring melalui webinar dengan tema Aspek Teknologi Bangunan Pada Masa Kraton Kerta dan Kraton Pleret pada 2 Agustus lalu.
Advertisement
Webinar yang menghadirkan narasumber dari arkeolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Inajati Adrisijanti dan Sektiadi dari Departemen Arkeolog UGM tersebut diikuti sekitar 280 peserta dari akademisi, mahasiswa, pegiat sejarah dan budaya, serta masyarakat umum.
Edukasi permuseuman merupakan salah satu kegiatan rutin Dinas Kebudayaan DIY termasuk Museum Sejarah Purbakala Pleret, “Namun karena pandemi sehingga dibuatlah edukator yang khusus mengedukasi masyarakat tentang mueum secara daring. Supaya edukasi tetap berjalan sehingga masyarakat tetap dapat pengetahuan tentang informasi museum,” kata Edukator Museum Disbud DIY untuk Museum Sejarah Purbakala Pleret, Ayu Oktafi D, Jumat (6/8/2021).
Perempuan yang akrab disapa Afi ini mengatakan tema Aspek Teknologi Bangunan Pada Masa Kraton Kerta dan Kraton Pleret diambil karena Museum Sejarah Purbakala Pleret bukan hanya sekedar mueum yang berisi artefak, namun terdapat peninggalan yang berupa kawasan cagar budaya Kerta-Pleret. Di sekitar museum terdapat beberapa peninggalan Kerajaan Mataram Islam, antara lain situs Kerta yang berada di barat daya museum.
“Kemudian situs Masjid Kauman-Pleret di sebelah utara museum merupakan peninggalan dari masa Kraton Pleret. Struktur yang masih dapat dilihat berupa mihrab [pengimamam], umpak yang berbentuk bulat, strukur bata, dan batu putih,” papar Afi.
Sementara posisi Museum Sejarah Purbakala Pleret sendiri tepat berada di bekas Kraton Pleret atau tempat Amangkurat bertahta. Museum Pleret menyimpan benda-benda peninggalan Amangkurat dan Sultan Agung. Museum yang terletak di Dusun Kedaton, Kalurahan Pleret, Kapanewon Pleret ini menyimpan sekitar 250an benda bersejarah, mulai dari archa, stupa, umpak atau landasan tiang bangunan yang terbuat dari batu andesit, hingga sumur gemuling sebagai sumber air di Kedaton.
Sebenarnya luas Kraton Pleret membentang hingga 34 hektare yang meliputi beberapa desa hingga perbatasan Piyungan, Banguntapan. Bagian barat perbatasannya Sungai Gajahwong. Namun sebagian besar sudah menjadi bangunan rumah warga. Beberapa lahan yang masih kosong saat ini menjadi tanah kas desa. Museum Pleret dibangun di atas lahan sekitar 2000 meter di Jalan Pleret.
Afi mengatakan webinar dari edukator Museum Pleret sudah dua kali digelar tahun lalau dan tahun ini. Selain webinar, Edukator Museum Pleret juga sudah menyelenggarakan lomba Story Telling dengan tema Sultan Agung pada Mei-Juni lalu.
Sebenarnya sebelum pandemi, edukasi museum kepada masyarakat langsung dilakukan di museum ketika ada pengunjung yang datang. Selama pandemi museum sempat buka dengan kunjungan yang sangat terbatas dan selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Museum Sejarah Pubakala Pleret belum diperkenankan untuk dikunjungi untuk mengurangi resiko penularan Covid-19
Adanya pandemi ini mengharuskan kegiatan dilakukan secara daring dan melalui media sosial, seprti di Instagram @musuempleret yang mempublikasikan koleksi museum dan berbagai kegiatan.
“Harapan ke depan Museum Sejarah Purbakala Plaret lebih dikenal masyarakat. Selain itu masyarakat juga bertambah pengetahuan mengenai Kraton Mataram Islam, yakni Kraton Kerta dan Kraton Pleret,” ujar Afi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Dinilai Lebih Menguntungkan, Warga Purwosari Gunungkidul Getol Menanam Bawang Merah
- 10 Tersangka Kasus Narkoba Ditangkap, Dari Kurir Paket Hingga Karyawan BPR
- Pembeli Tanah Pertanyakan Langkah Anak Mbah Tupon Melaporkan Dirinya ke Polda DIY
- Hore! Jaringan Internet di Kawasan Wisata Pantai Selatan Kulonprogo Diperluas
- Sampah dari Pasar Gamping yang Dibuang di Kawasan Pantai Dewa Ruci Akhirnya Dikubur
Advertisement
Advertisement