Advertisement
96 Pasien Meninggal di Sleman Saat Isoman, Pemkab Kembali Gencarkan Pasien ke Isoter

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Pemkab Sleman kembali mengingatkan agar pasien Covid-19 yang melakulan isolasi mandiri (isoman) agar pindah ke Isolasi Terpadu (Isoter). Hal ini dilakukan agar tidak ada lagi kasus kematian pasien saat menjalani Isoman.
Sejak 1-25 Agustus dari 542 jenazah pasien Covid-19 yang dimakamkan sebanyak 96 pasien meninggal saat isoman dan 446 pasien meninggal di rumah sakit. Padahal keterisian pasien di Isoter masih rendah hanya mencapai 27,62% dari total kapasitas sebanyak 679 pasien.
Advertisement
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Cahya Purnama mengatakan meningkatnya fatalitas atau kematian pasien Covid-19 di Sleman salah satunya akibat pasien yang enggan menjalani isolasi di Isoter. "Tingkat fatalitas atau kematian di Sleman masih 4,4 di atas nasional. Itu karena keengganan pasien ke Isoter," katanya.
BACA JUGA: Covid-19 DIY Bertambah 795 Kasus
Jika pasien berusia di atas 40 tahun dan memiliki komorbid meskipun gejala ringan, maka Dinkes minta segera ke Isoter. Termasuk pasien Covid-19 dari kalangan ibu hamil. "Begitu kena Covid-19 sebaiknya langsung ke Isoter. Kami punya Isoter untuk pasien komorbid dan ibu hamil agar dapat diawasi perkembangannya. Silahkan ke Isoter," katanya.
Menurut Cahya, penyakit ini tidak bisa diprediksi jika pasien ternyata punya penyakit gula, jantung atau komorbid lainnya. "Tiba-tiba bisa menyerang mendadak karena menimbulkan seperti cairan yang sangat banyak. Kalau banyak cairannya maka penyelesaiannya sulit. Tapi kalau terpantau di Isoter penurunan saturasi bisa segera dirujuk, jangan sampai bergejala berat baru dirujuk," kata Cahya.
Cahya mengatakan, keterisian Isoter di Sleman baru terisi sekitar 59 orang atau tersisa sekitar 320an kamar. Padahal sampai saat ini sekitar 4.832 pasien masih menjalani Isoman di Sleman. Adapun BOR Rumah Sakit untuk tempat tidur (TT) kritikal 189 TT hanya terisi 38,6% sementara TT non kritikal 931 TT hanya terisi 41,6%.
"Penyakit Covid-19 ini tidak bisa dianggap penyakit yang mengenai diri sendiri. Dia tidak apa-apa, tapi orang tua di sekitarnya bisa kena," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Kisah Pelatih Sajuri Syahid: Pernah Gadaikan SK PNS Demi Persiba Bantul, Kini Fokus Mengajar di SMAN 1 Sewon
- Gelar FGD, Pemkab Gunungkidul Pastikan Implementasi JKN Semakin Baik
- Jelang Kurban, Ternak di Gunungkidul Wajib Kantongi Surat Kesehatan Hewan
- Soal Kelanjutan Rencana Pengembangan Wisata Malam Parangtritis, Begini Kata Dispar DIY
- Jalan Tegalsari-Klepu Kokap Penghubung YIA-Borobudur Hanya Diperbaiki 4 Kilometer, Ini Alasannya
Advertisement