Advertisement
Jelang Musim Tanam di Gunungkidul, Segini Ketersediaan Pupuk Bersubsidi

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL -- Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul terus melakukan pemantauan dan pengawasan secara ketat distribusi pupuk bersubsidi ke para petani. Langkah ini diambil untuk memastikan nantinya pupuk bersubsidi tersalurkan sesuai tujuan.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto menghimbau para petani untuk bisa mulai menebus pupuk subsidi, jelang masa tanam. “Kami pantau secara berkala, di gudang penyimpanan pupuk. Memastikan stok yang ada,” ucap Bambang, Minggu (12/9/2021).
Advertisement
Pihaknya juga bersinergi dengan Kepolisian dan Kejaksaan dalam pengawasan. Adapun nantinya pedagang yang diperbolehkan menjual pupuk bersubsidi yaitu kios resmi atau pun toko yang telah ditunjuk untuk menyediakan pupuk bagi para petani.
Baca juga: Uji Coba Pembukaan Wisata di DIY Diharapkan Berdampak ke Wisata Lain
Bambang menjelaskan alokasi pupuk bersubsidi jenis Urea untuk Gunungkidul sebanyak 17.979 ton dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) sebanyak 18.610,63 ton dan realisasi saat ini baru 4.067,02 ton. Sementara jenis SP-36 alokasinya 1.421 ton, RDKK 1.880,88 dan baru terealisasi 206,84 ton. Kemudian Pupuk jenis ZA alokasinya sebanyak 687 ton, RDKK 704,27 ton, dengan realisasi sekarang 73,46 ton.
Pupuk jenis NPK alokasinya 8.251 ton dengan RDKK 19.514,46 ton dan tersalurkan 3.400,87 ton. Pupuk organik padat alokasi sebesar 855 ton dengan RDKK 3.454,58 ton dan baru tersalurkan 43,18 ton. Sementara pupuk organik cair alokasi dari pemerintah 2.138 liter dan belum ada penyaluran.
Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan, Raharjo Yuwono menambahkan berdasarkan prakiraan BMKG musim hujan atau masuk Musim Hujan (MH) 1 tidak lama lagi, sekitar 1,5 bulan lagi. Dinas pun telah mengeluarkan surat edaran untuk menghimbau petani mempersiapkan musim tanam.
“Kami sudah menghimbau ke petani, untuk bisa mengolah lahan sebagai persiapan musim tanam pertama. Harapannya petani segera menindaklanjuti. Mulai dari persiapan lahan agar segera memanen singkong yang masih ada di lahan. Kemudian dilakukan pengolahan pertanian dengan traktor agar lebih mudah dan efektif,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Ekspor Batu Bara Indonesia Terendah Selama 3 tahun Terakhir, Ini Penyebabnya
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Siap-siap, Jadwal Pemadaman Listrik Hari Ini di Sleman, Minggu 11 Mei 2025, Mulai Pukul 10.00 WIB
- Tarif dan Jalur Trans Jogja ke Lokasi Wisata di Jogja dan Sekitarnya, Cek di Sini
- Pasar Terban Jogja Disulap Jadi Rumah Pemotongan Hewan yang Modern dan Higienis
- BNPB Catat Dampak Cuaca Ekstrem Picu Bencana di DIY dan Bogor
- Syarat dan Lokasi Perpanjangan SIM di Jogja Selama Mei 2025
Advertisement