Advertisement
Wisata di Sleman Mulai Bergeliat
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Uji coba destinasi wisata di Sleman kembali menggerakkan perekonomian warga setelah pemerintah menutup operasional objek wisata melalui kebijakan PPKM sejak Juli lalu.
Pengelola Taman Wisata Tebing Breksi Khaliq Widiyanto mengatakan dampak pembukaan destinasi wisata meski dilakukan secara terbatas mulai dirasakan oleh warga sekitar. Semua sendi ekonomi mulai bergerak meskipun masih jauh saat kondisi normal. "Ya roda ekonomi mulai menggeliat sejak uji coba dilakukan," kata Khaliq kepada Harianjogja.com, Kamis (23/9/2021).
Advertisement
Selain dari pengelola dengan pendapatan dari tiket masuk dan tiket parkir, usaha warga dengan berbagai warung kuliner di Breksi mulai mendapatkan pemasukan. Begitu juga dengan moda transportasi jip wisata serta wahana foto, kata Khaliq, mulai bergerak.
"Ya kalau pendapatan sejak dibuka sampai saat ini (sepekan) masih dibawah Rp10 juta. Kami syukuri meski untuk operasional kami masih nombok," katanya.
Khaliq menyadari, pergerakan ekonomi di destinasi wisata seiring dengan datangnya wisatawan. Awal uji coba pembukaan saja, Breksi dikunjungi 75 wisatawan. Jumlahnya meningkat saat akhir pekan di mana pada Sabtu (18/9) tercatat 435 wisatawan dan Minggu (19/9) sebanyak 437 wisatawan.
Ke depan, Khaliq berharap evaluasi untuk pembukaan destinasi wisata terus dilakukan. Semisal pada kewajiban memiliki aplikasi PeduliLindungi yang "memaksa" ratusan wisatawan harus balik kanan. Tentang aplikasi pedulilindungi, dia berharap bukan lagi pengunjung yang melakukan scan badcode, tetapi pengelola yang melakukan scan ke barcode pengunjung baik melalui vaksin card maupun apk. Hal itu dilakukan salah satunya agar tidak menimbulkan antrian di pintu masuk.
"Kami juga mengusulkan agar anak dibawah usia 12 tahun diperkenankan masuk, walau dengan syarat. Kami juga masih membutuhkan suport jaringan iagar stabil, baik internet maupun seluler," katanya.
Di lain tempat, Dinas Pariwisata DIY kembali melakukan uji coba pembukaan destinasi wisata. Kali ini yang diuji coba destinasi wisata Merapi Park di Hargobinangun, Kapanewon Pakem, Sleman. Merapi Park merupakan tempat wisata berbasis edukasi dan budaya dengan berbagai miniatur dunia.
CEO Merapi Park Redita Utami mengatakan suatu kebanggaan dan kehormatan bagi Merapi Park untuk pembukaan destinasi wisata menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Mengingat di DIY, katanya, baru tujuh objek wisata yang diizinkan oleh pemerintah. "Mudah-mudahan setelah ini segera disusul dengan tempat wisata lainnya di DIY," harap Dita.
Dia berharap masyarakat yang kembali berwisata di Merapi Park untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan dan ketentuan-ketentuan lain yang ditetapkan pemerintah untuk pencegahan Covid-19. "Kami berharap dengan pembukaan tempat wisata secara bertahap di DIY akan memulihkan perekonomian dan peningkatan penyerapan lapangan kerja," kata Dita.
Pembukaan objek wisata tersebut ditinjau langsung oleh Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa. Ia juga mengecek sejumlah spot di Merapi Park seperti lokasi screening Peduli Lindungi di loket masuk tempat wisata, tempat cuci tangan dan spot lainnya. Danang menilai sarana dan prasarana protokol kesehatan di objek wisata tersebut sudah baik.
"Sampai saat ini sudah ada tiga destinasi dalak level uji coba. Dan kami harapkan bisa dibuka secara bertahap tentunya dengan memenuhi syarat untuk operasional destinasi wisata di masa pandemi Covid 19," katanya.
Menurut Danang, syarat yang perlu dipenuhi untuk mendapatkan rekomendasi uji coba bagi destinasi wisata yaitu memiliki sertifikasi CHSE yang dikeluarkan oleh Kemenparekraf. Selain itu capaian vaksinasi bagi pengelola dan masyarakat sekitar lokasi wisata serta memiliki QR Code Peduli Lindungi.
"Sejumlah syarat tersebut memang harus dipenuhi kalau ingin mengadakan pembukaan percobaan destinasi wisata. Karena hal ini memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pengunjung," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo menambahkan syarat lain untuk mendapatkan rekomendasi uji coba operasional destinasi wisata yaitu wisata harus berbasis outdoor. "Selain mengantongi sertifikat CHSE dan melakukan vaksinasi menyeluruh, destinasi wisata juga harus berbasis outdoor," jelas Singgih.
Menurut Singgih pembukaan destinasi wisata dilakukan secara bertahap. Salah satu tujuannya agar roda perekonomian masyarakat bisa kembali bergerak. Adapun pembatasan kunjungan 25% dari kapasitas dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19.
"Jadi kami ingatkan agar pengelola wisata untuk tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Ini akan menjadi fokus dari pemantauan baik Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat untuk memastikan tidak ada pelanggaran dalam operasional destinasi wisata," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Rekomendasi Tempat Wisata Paling Populer di Thailand, Cek Daftarnya
Advertisement
Berita Populer
- BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca, Hujan Lebat Diperkirakan Terjadi di Gunungkidul dan Sleman Siang Ini
- Guru Penganiaya Siswa SLB di Gunungkidul Dibebastugaskan Sementara, Sanksi Tegas Menanti
- Digelar Tiga Kali, Debat Calon Kepala Daerah Gunungkidul Akan Membahas Ekonomi hingga Pendidikan
- 87 Orang Meninggal Dunia karena Kecelakaan di Bantul Sepanjang April-September 2024
- Belasan Rumah di Gunungkidul Rusak Diterjang Hujan Angin
Advertisement
Advertisement