Advertisement
Ojol Cewek di Jogja Cemas Jadi Korban Klithih hingga Pelecehan Seksual

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Driver ojol cewek alias perempuan di Kota Jogja cemas dengan keselamatan mulai dari kekerasan jalanan atau klithih hingga pelecehan seksual. Mereka berharap ada jaminan keamanan dari pihak terkait.
Anggota Komunitas Jogja Ojol Perempuan (Joper) Nanik Dwi Suryani menjelaskan ia biasa mulai bekerja dari jam 10.00 WIB hingga jam 02.00 WIB. Kekhawatiran saat bekerja jelas ada karena hingga malam hari. Akan tetapi harus dilakukan demi mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam sehari mendapatkan antara Rp200.000 sampai Rp300.000. Ia mengaku bisa membelikan motor anaknya dari hasil menarik ojol.
Advertisement
"Pendapatan sejumlah itu kalau pas ramai, biasanya kadang sampai subuh kalau pas ramai terutama saat ada kedatangan kereta api. Kalau jam 12 mendapatkan penumpang berikutnya terus ramai bisa sampai dinihari, tetapi kalau misalnya jam 12 malam ditunggu kok sepi terus, biasanya saya pulang," katanya di sela-sela Curhat Ojol Perempuan di Kota Jogja, Sabtu (29/1/2022).
Wanita berusia 43 tahun ini mengatakan selama beroperasi sebagai ojol cewek saat malam hari ia belum pernah mendapatkan perlakuan kekerasan maupun bentuk ancaman lain. Kendala utama saat bekerja hanya melawan rasa kantuk. "Kalau kekhawatiran [keamanan] ada tetapi saya niatnya bekerja, selama ini masih aman," ujarnya.
Anggota ojol perempuan lainnya Ari menambahkan kekhawatiran yang muncul dari kalangan ojol perempuan adalah pelecehan seksual. Terutama ketika harus menghadapi penumpang laki-laki. Karena dalam aplikasi tidak bisa menolak jenis kelamin penumpang. Selain itu bentuk kerawanan lainnya adalah kondisi Jogja yang kerap ada kekhawatiran akibat klithih.
"Harapan kami ada advokasi atau sejenisnya untuk memberikan rasa aman. Karena banyak ojol perempuan yang terpaksa bekerja sampai dinihari," katanya.
BACA JUGA:Wisata Jogja: Malioboro Sudah Berubah, Begini Panduan Berbelanja bagi Wisatawan
Anggota Komisi B DPRD Kota Jogja Rini Hapsari siap memberikan advokasi kepada ojol perempuan. Ia meminta kepada aparat terkait untuk lebih meningkatkan patroli di malam hari, karena faktanya banyak warga Jogja yang bekerja di malam hari, salah satunya ojol perempuan.
"Dari hasil curhat mereka sebagian besar bekerja karena memang untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Sehingga ada yang rela beroperasi sampai malam, sebenarnya rasa aman itu yang harus diupayakan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Perang India vs Pakistan: Angkatan Udara Pakistan Tembak Jatuh 5 Jet Tempur India
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Grand Malioboro Hotel Gelar Event Fun Run di Kawasan Malioboro dengan Ratusan Peserta
- Seusai Terlibat Tawuran, Belasan Angota Geng Pelajar Dibina di Polsek Sedayu Bantul
- Mafia Tanah di DIY Kian Meresahkan, Polda Kembali Terima Laporan Dugaan Penipuan Sertifikat
- Bocah 8 Tahun yang Hilang di Selokan Banguntapan Ditemukan Meninggal Dunia
- Ada Lagi Hewan Mati di Zona Merah Antraks, Lalu Lintas Ternak di Gunungkidul Bakal Diawasi Ketat
Advertisement