Advertisement

Promo Desember

9 Kecamatan di Jogja Rawan Pergeseran Tanah, Ini Daftarnya

Yosef Leon
Kamis, 03 Februari 2022 - 17:27 WIB
Budi Cahyana
9 Kecamatan di Jogja Rawan Pergeseran Tanah, Ini Daftarnya Bantaran Sungai Gajahwong yang merupakan area perbatasan Kota Jogja, Sleman dan Bantul pada Kamis (3/2/2022). Memasuki puncak musim penghujan, warga di bantaran sungai diminta waspada terhadap potensi bencana akibat pergerakan tanah. - Harian Jogja/Yosef Leon

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Sedikitnya sembilan kecamatan atau kemantren di Kota Jogja masuk dalam area yang berpotensi mengalami pergeseran tanah dan berpotensi mengakibatkan sejumlah bencana alam pada Februari ini. Peta prakiraan gerakan tanah itu dilaporkan oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kepada sejumlah instansi kebencanaan di seluruh DIY.

Menurut Badan Geologi Kemenenterian ESDM, sembilan kecamatan yang berpotensi mengalami pergeseran tanah di Kota Jogja meliputi Danurejan, Gondokusuman, Gondomanan, Jetis, Kotagede, Mergangsan, Pakualaman, Tegalrejo dan juga Umbulharjo. Laporan itu disusun berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan yang diperoleh dari BMKG.

Advertisement

BACA JUGA: 24 Truk Terjebak Lahar Merapi di Sungai Boyong

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kota Jogja, Nur Hidayat, pada puncak musim hujan Februari ini, jawatannya telah bersiap memaksimalkan mitigasi bencana. Menurut Nur, sembilan kecamatan yang masuk ke dalam laporan Badan Geologi itu secara umum berada di area bantaran sungai.

“Rata-rata memang berada di bantaran atau aliran sungai semisal Winongo, Code atau Gajahwong. Sungai Code kami pantau terus karena berkaitan dengan hulu di Sungai Boyong di lereng Merapi. Kalau di sana hujan deras pasti di muara ada potensi luapan air dan kemungkinan pergeseran tanah berupa longsor ada,” kata Nur, Kamis (3/1).

Berdasarkan prakiraan BMKG Stasiun Klimatologi Jogja, puncak musim hujan di tahun ini bakal berlangsung pada Februari ini dan berakhir pada April-Mei mendatang. Pada Februari dasarian kedua, intensitas curah hujan diperkirakan bahkan mencapai 100 mm per dasarian di seluruh wilayah DIY. Kondisi ini membutuhkan kewaspadaan yang ekstra. Sembilan kecamatan tersebut rawan banjir.

BACA JUGA: Ngeri! Ini Foto-Foto Imbas Hujan Badai di Jogja dan Sleman

“Rencana kami di tahun ini juga akan bekerja sama dengan kampus untuk membuat dokumen kontingengsi termasuk materinya soal pergeseran tanah itu,” ucap dia.

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Jogja Bayu Wijayanto menyebut berdasarkan peta risiko bencana banjir dan tanah longsor yang disusun beberapa tahun lalu, sejumlah kecamatan oleh Badan Geologi dimasukkan dalam kategori daerah rawan bencana di musim penghujan. Area rawan banjir ada di Gondokusuman meliputi Kotabaru, Terban dan Baciro, serta Umbulharjo meliputi Warungboto, Pandeyan, Sorosutan, Giwangan.

Sementara rawan longsor, ada di 12 titik yang tersebar di sejumlah kelurahan yakni Brontokusuman, Keparakan, Wirogunan, Tegalpanggung, Gowongan, Terban, Bener, Tegalrejo, Pakuncen, Wirobrajan, Notoprajan serta Patangpuluhan. "Baik titik rawan banjir dan longsor itu tergolong pada klasifikasi yang tinggi atau merah," ujarnya.

BACA JUGA: Hujan Badai di Janti Sleman, Tenda Terbang Sampai Tengah Jalan

BPBD juga memaksimalkan pembangunan dan pemeliharaan sejumlah talut di Kota Jogja yang sempat tertunda akibat pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu karena recofusing anggaran.

“Kami akan berkoordinasi dengan Balai Besar Sungai dan DPUPKP Jogja untuk pemetaan awal, mana yang butuh pemeliharaan dan mana yang butuh pembangunan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Libur Natal dan Tahun Baru, Hampir 500 Ribu Kendaraan Telah Keluar dari Jabodetabek

News
| Sabtu, 21 Desember 2024, 18:37 WIB

Advertisement

alt

Mulai 1 Januari 2025 Semua Jalur Pendakian Gunung Rinjani Ditutup

Wisata
| Sabtu, 21 Desember 2024, 10:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement