Advertisement

Puluhan Siswa SD dan SMP di Bantul Positif Covid-19, Sekolah Tatap Muka Dihentikan

Ujang Hasanudin
Selasa, 15 Februari 2022 - 13:37 WIB
Bhekti Suryani
Puluhan Siswa SD dan SMP di Bantul Positif Covid-19, Sekolah Tatap Muka Dihentikan Ilustrasi. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL-Puluhan siswa sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) serta guru di Bantul terkonfirmasi positif Covid-19 selama beberapa hari terakhir ini. Dari puluhan siswa yang positif sebagian besar melakukan isolasi mandiri di rumah, namun ada juga yang isolasi di selter, serta rawat inap di rumah sakit.

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Bantul, total siswa SD yang positif sebanyak 19 orang, guru 11 orang, dan tenaga pendidik sebanyak satu orang, sehingga yang positif Covid-19 dari SD sebanyak 31 orang.

Advertisement

Sementara dari SMP yang positif sebanyak 48 orang. Dari jumlah tersebut siswa sebanyak 36 orang, guru 11 orang, dan staf sebanyak satu orang. Selain yang positif, Disdikpora Bantul juga mencatat sebanyak 198 orang menjalani isolasi mandiri di rumah dan dua orang dirawat inap di rumah sakit.

Kepala Disdikpora Bantul, Isdarmoko mengatakan setelah mengetahui ada sejumlah siswa dan guru SD serta SMP yang terkonfirmasi positif Covi-19 pihaknya langsung melakukan tracing melalui Puskesmas di masing-masing kapanewon. Sekolah yang terdapat siswa atau guru positif Covid-19 langsung dilakukan penyemprotan disinfektan.

BACA JUGA: Kemiringan Tanjakan Ekstrem di Gunungkidul Dikurangi 10 Persen, Pembebasan Lahan Telan Rp12 Miliar

“Untuk anak di kelas yang kedapatan positif Covid-19 proses belajar mengajar dilakukan secara daring atau pembelajaran jarak jauh [PJJ]. Misalnya kelas IA terpapar maka kelas tersebut PJJ,” kata Isdarmoko, melalui sambungan telepon, Selasa (15/2/2022).

Namun demikian jika yang terpapar Covid-19 lebih dari satu kelas, maka satu sekolah pembelajarannya dilakukan secara PJJ. Isdarmoko mengatakan dalam pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 ini semua sekolah harus melaksanakan kegiatan belajar mengajar maksimal 50% dari total kapasitas siswa.

“Kalau ada yang positif maka di-PJJ-kan,” ucap Isdarmoko. Lebih lanjut Isdarmoko mengatakan hampir semua kasus Covid-19 yang terjadi di SD dan SMP di Bantul karena klaster keluarga atau bukan dari klaster sekolah. Pihaknya sudah melakukan berbagai upaya dengan kerjasama Puskesmas dan Satgas Penanganan Covid-19.

Salah satu SD yang terpapar Covid-19 adalah SD Bantul Timur. Ada satu siswa di SD tersebut yang positif Covid-19, tepanya siswa kelas IVA. Namun pembelajaran dilakukan secara daring untuk semua siswa atau satu sekolah, “Semua pembelajaran daring satu sekolah mulai Senin kemarin sampai Sabtu mendatang,” ujar Kepala SD Bantul Timur Wening Nurdiah.

Menurut Wening, satu siswa kelas IVA yang positif tersebut sebenarnya sudah tidak masuk sekolah atau melakukan isolasi mandiri sejak Senin sampai Sabtu pekan lalu karena ibu dan kakaknya sudah positif Covid-19. Kemudian siswa tersebut dilakukan swab karena bergejala batuk dan hasilnya keluar positif pada Sabtu lalu.

Setelah diketahui positif Covid-19 pihaknya langsung melakukan tracing untuk semua siswa kelas IVA sebanyak 30 orang pada Senin lalu, “Semuanya 30 orang dilakukan swa,  tapi hasilnya saya belum dapat informasi,” ujar Wening. Ia memastikan satu siswa yang positif Covid-19 tersebut dari klaster keluarga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus

News
| Jum'at, 26 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement