Cuaca Ekstrem di DIY Terkini Ada Kaitannya dengan Merapi, Ini Penjelasan BMKG

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Bencana angin kencang dan banjir yang terjadi beberapa hari terakhir di wilayah DIY disebabkan cuaca ekstrem. Hal itu terjadi karena banyak pembentukan awan CB atau Cumulonimbus akibat udara hangat di sekitar Gunung Merapi.
Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Jogja Warjono mengatakan pembentukan awan Cb tersebut lumrah terjadi saat peralihan musim atau pancaroba. Kondisi tersebut menyebabkan hujan akan turun dengan intensitas hujan disertai angin dan petir.
"Pembentukan awan Cb ini juga biasa terjadi selama musim hujan. Proses ini hal biasa terjadi. Kalau dimusim hujan ada pertumbuhan awan Cb yang berdampak pada hujan lebat dengan potensi longsor," katanya, Jumat (1/4/2022).
Jojo sapaan Warjono mengatakan, pertumbuhan awan Cb ini bisa dilihat. Bila pertumbuhan awan Cb terjadi di wilayah kanan dan kiri lereng Merapi seperti Turi dan Prambanan, maka akan terjadi hujan, angin dan petir termasuk potensi terjadinya hujan es.
BACA JUGA: Tutup! Sejak 27 Maret TPST Pisyungan Sudah Tidak Bisa Lagi Menampung Sampah
"Kalau siang menjelang sore, potensi hujan lebat berada di wilayah lereng Merapi. Kalau malam hari yang diwaspadai bagian selatan. Termasuk di pagi hari, seperti di Gunungkidul, Bantul dan Kulonprogo," jelasnya.
Dia menyontohkan wilayah Temon Kulonprogo dan Prambanan Sleman yang sebagian wilayahnya tergenang banjir akibat terjadi intensitas hujan yang tinggi. Potensi cuaca ekstrem ini diperkirakan terjadi hingga Mei mendatang. "Padahal hujan tidak terlalu lama, tapi banyak (merata). Bayangannya, kapasitas botol minuman hanya 5 mili kemudian diberi ribuan ton air, tentu akan meluap," katanya.
Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Sleman Makwan mengatakan hujan deras disertai angin kencang yang terjadi pada Jumat (1/4) menyebabkan dampak pohon tumbang di sejumlah titik. Salah satunya di Kalasan. "Pohon tumbang menghalangi akses jalan," katanya.
Dia berharap agar masyarakat tetap mewaspadai potensi bencana di sekitarnya selama musim pancaroba terjadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

MA Tolak Kasasi Gugatan Hak Cipta Tabungan Emas Pegadaian Senilai Rp322 Miliar
Advertisement

Ini 10 Negara dengan Durasi Puasa Terpanjang di Dunia pada 2023
Advertisement
Berita Populer
- Kasus TBC di Gunungkidul Masih Banyak yang Belum Terdeteksi
- Pemkab Bantul Minta Pedagang di Pasar Sore Ramadan Jajakan Makanan yang Sehat
- Berencana Mudik lewat Sleman? Ini Dia 3 Jalur Rawan Lakalantas yang Perlu Diwaspadai
- Tegas! Masjid di Kota Jogja Tolak Kegiatan Politik di Tempat Ibadah
- UMY Bagikan Ribuan Takjil Setiap Hari, Ada 3.500 Paket Dibagi secara Drive Thru
Advertisement