Advertisement

Promo November

Serba-Serbi Lebaran di Jogja, Umat Nonmuslim: Kami Ikutan Sibuk seperti Mau Natalan

Bernadheta Dian Saraswati
Rabu, 11 Mei 2022 - 11:27 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Serba-Serbi Lebaran di Jogja, Umat Nonmuslim: Kami Ikutan Sibuk seperti Mau Natalan Ilustrasi. - Ist/freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Momentum Idulfitri di Indonesia khususnya di Jogja, terbilang unik. Sebab meskipun menjadi perayaan agama umat Muslim, umat agama lain juga antusias merayakannya. 

Potret tersebut terjadi di daerah Ngemplak, Sleman. Banyak umat Katolik di wilayah itu yang ikut merayakan Lebaran. Dua minggu sebelumnya sudah berbelanja makanan, kue kering, bahkan baju untuk Lebaran. Mereka juga memasak opor ayam, ketupat, menghidangkan kurma layaknya umat Muslim saat Idulfitri. 

Advertisement

Mereka juga menyiapkan uang lebaran atau uang fitrah yang dibagikan kepada anak-anak kecil di lingkungannya. Dan yang tidak kalah menarik, mereka juga ikut bersilaturahmi ke rumah-rumah warga untuk bermaaf-maafan. Bahkan rumah mereka juga dikunjungi umat yang beragama Muslim. 

"Sudah sejak dulu kami ikut merayakan Idulfitri. Kemeriahannya tidak kalah seperti saat kami merayakan hari besar kami. Kami jadi ikut sibuk seperti mau Natalan," tutur Srimaryani, 55, salah satu warga nonmuslim dari Bimomartani, Ngemplak, Sleman, Rabu (11/5/2022). 

Clara, 70, umat nonmuslim lainnya juga mengatakan hal yang sama. Saat Lebaran tiba, banyak tetangga, saudara, dan kerabat yang beragama muslim yang bersilaturahmi ke rumahnya. "Saya terhitung orang yang dituakan di kampung ini sehingga mereka datang ke sini, tanpa melihat latar belakang keyakinan saya. Saya senang dengan kerukunan yang terjalin di sini," kata dia. 

Baca juga: Libur Lebaran, Sedikitnya 80.000 Orang Berkunjung ke Jogja

Bagi dia, Idulfitri bukan semata menjadi perayaan agama tetapi kesempatan untuk bermaaf-maafan kepada semua orang. Tidak memandang dia muslim atau bukan. 

Sementara itu sosiolog UGM Dr. Andreas Budi Widyanta, S.Sos., M.A., mengatakan momen mudik Lebaran dengan bermaaf-maafan dan berkunjung ke keluarga besar bukan hanya dirayakan oleh umat muslim saja namun juga oleh umat agama lain. Oleh karena itu tidak mengherankan jika jumlah pemudik sekarang ini jumlahnya cukup besar karena kerinduan orang untuk berkumpul kembali dengan saudaranya.

“Idulfitri bisa menjadi momentum bersama untuk memperkuat ikatan solidaritas sosial dan kohesi sosial dan solidaritas sosial,” kata Widyanta.

Dilarangnya tradisi mudik selama dua tahun, katanya, menjadikan jumlah pemudik yang melakukan perjalanan pulang kampung halamannya melampui rekor jumlah pemudik di tahun-tahun sebelumnya karena ada kerinduan bersama bukan hanya umat Islam tapi juga umat yang lain.

“Kerinduan itu terasa, ada perjumpaan sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta kehidupan beragama menjadi kerinduan bersama,” paparnya.

Membangun Kebersamaan Sosial

Bagi Widyanta, tradisi mudik bukan hanya perayaan umat muslim saja, sebab sudah ada tradisi di masyarakat kita saat momen lebaran saling kunjung-mengunjungi dan saling memaafkan dengan sesepuh serta dengan tetangga sekitar. Oleh karena itu, mudik tahun ini menurutnya menjadi momentum membangun kebersamaan sosial, menguatkan tali sosial kekeluargaan serta tali kehidupan bersama.

“Nyata betul arus mudik jumlahnya sangat luar biasa bukti hati kita dilekatkan kembali setelah dua tahun tidak berjumpa, tidak bertemu, kini bisa saling bertegur sapa dan mendiskusikan banyak hal,” katanya.

Idulfitri menurutnya sebagai bentuk untuk merayakan universalitas dari perayaan keragaman menjadi bagian perayaan bersama. Sebab ada perjumpaan sosial lintas keagamaan, suku, etnis, bahasa, menjadi arena milik bersama membangun semangat kolegial dan kolektif sesama anak bangsa. “Syawalan adalah momen membangun kekeluargaan yang plural, saling menghargai perbedaan yang ada, memperkuat bangunan bangsa, rumah besar bernama Indonesia,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Hoaks di Masa Tenang Pilkada Jadi Sorotan Bawaslu, Ini 5 Provinsi Paling Rawan

News
| Sabtu, 23 November 2024, 19:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement