Advertisement
Mengenal Desa Budaya Sukoreno dan Panggungharjo
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA–Pengembangan desa budaya menjadi fokus Paniradya Kaistimewan. Dua desa budaya yang cukup menarik di DIY yaitu Sukoreno di Kulonprogo dan Panggungharjo di Bantul. Dua desa budaya ini mampu mempresentasikan budaya dalam bentuk yang esensial, tidak hanya pada kesenian.
Di Sukoreno misalnya, selain hal-hal terkait dengan seni, ada adat istiadat sedekah Bumi. Maju dengan sistem pertanian, masyarakat Sekoreno merasa perlu berterima kasih pada Bumi yang telah menghidupi. Selain berbagi hasil pertanian pada sesama, mereka juga menggunakan pupuk organik agar tidak merusak lingkungan.
Advertisement
Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan DIY, Aris Eko Nugroho, mengatakan produksi dan pemakaian pupuk merupakan swadaya masyarakat. “Dengan pupuk organik, maka tanah akan lebih subur dan berdampak pada kemakmuran masyarakat yang bertambah,” kata Aris, belum lama ini.
Sedangkan di Desa Budaya Panggungharjo ada potensi Panggung Krapyak, Tenun Dibyo Lurik, Sanggar Anak Saraswati, Kampung Dolanan, Minuman Jakencruk, dan Bir Mataraman. Selain itu, ada Balai Budaya yang selesai pembangunannya pada 2021. Di sekitar Balai Budaya menjadi pusat pengembangan warga, mulai dari pertanian sampai usaha kecil menengah (UKM).
Dua desa ini menjadi contoh baik dalam mengartikan budaya dalam konsep yang luas. Teknologi pertanian juga termasuk budaya, pengembangan ekonomi warga juga bagian budaya. Justru dengan memaksimalkan potensi yang sudah ada di warga, pengembangan bisa mengarah pada kesejahteraan.
Sukoreno dan Panggungharjo merupakan dua dari 76 desa budaya yang ada di DIY. Lantaran kekhususannya, dua desa budaya tersebut mendapat alokasi Bantuan Keuangan Khusus (BKK) lebih besar dari desa lainnya. Apabila BKK Desa Budaya lain senilai Rp500.000, Sukoreno mendapat Rp750.000 dan Panggungharjo mendapat Rp1 miliar.
“Mereka punya potensi dan keinginan lebih, bukan kesenian saja, tetapi budaya diartikan lebih luas lagi, termasuk pengetahuan dan teknologi, kuliner, pertanian, kerajinan, dan lainnya,” kata Aris.
“Pengembangan budaya ini sebagai investasi, agar roh adat dan istiadat bisa berjalan secara berkelanjutan dan terus lestari.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Prediksi Cuaca di Jogja dan Sekitarnya Senin 16 September 2024, Cerah Berawan
- Lomba Tari Ngumbar Polah Sarana Edukasi Budaya pada Generasi Muda
- Cerita Perjuangan Qonitah, Peraih Medali Perak di Paralimpiade Paris 2024: Capek Boleh, Nyerah Jangan!
- RS Panti Rapih Gelar Seminar Motivasi Hadirkan Ignasius Jonan
- Top Ten News Harianjogja.com, Senin 16 September 2024, Link Pengumuman CPNS, Prediksi PSS Vs Bali United, Kontroversi Pemukulan Wasit
Advertisement
Advertisement