Empat Balai Budaya Dibangun di DIY Tahun Ini

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemda DIY akan membangun balai budaya dengan fasilitas lengkap atau ideal sebanyak empat titik di wilayah DIY pada 2022. Pembangunan menggunakan dana keistimewaan (danais) ini dilakukan melalui skema bantuan keuangan khusus (BKK) yang ditujukan kepada kalurahan budaya.
Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan DIY Aris Eko Nugroho menjelaskan pembangunan balai budaya harus ada kemauan dari kalurahan/desa budaya setempat. Karena proses itu harus melalui pengajuan proposal dari desa/kalurahan hingga kemudian dilakukan kajian dan disetujui untuk diberikan BKK Danais ke kelurahan budaya tersebut.
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
Pada Tahun Anggaran 2021 telah dibangun tiga balai budaya yaitu di Kalurahan Panggungharjo (Sewon, Bantul), Girikerto (Turi, Sleman) dan Sendangagung (Minggir, Sleman) dengan luas bangunan masing-masing sekitar 280 meter persegi.
Kemudian pada 2022 ini akan dibangun balai budaya pada empat lokasi di wilayah DIY. Anggaran pembangunan untuk satu unit balai budaya sekitar Rp1,5 miliar. Anggaran tersebut belum termasuk untuk kelengkapan gandok kiwo dan gandok tengen.
“Empat balai budaya yang akan dibangun ada di Putat Patuk, Bejiharjo Kapanewon Karangmojo dan Giripurwo Kapanewon Purwosari Gunungkidul dan Pandowoharjo, Sleman. Tahun ini dibangun di Gunungkidul ada tiga lokasi dan Sleman satu lokasi. Kami tidak menargetkan harus berapa balai budaya yang terbangun karena ini berkaitan dengan clear and clean lahan,” katanya.
Aris mengungkapkan DIY sebenarnya memiliki 22 balai budaya lagi yang sudah terbangun beberapa tahun silam sehingga total ada 25 balai budaya yang sudah berdiri. Akan tetapi 22 balai budaya tersebut belum termasuk kategori ideal.
Ia menambahkan jika keberadaan balai budaya yang belum ideal ditingkatkan menjadi lebih ideal di titik lokasi lain pada kalurahan tersebut dengan potensi pemanfaatan yang besar untuk kegiatan budaya, tentu akan dipertimbangkan. “Tetapi nanti ada prosesnya, berkaitan dengan seleksi di Dinas Kebudayaan,” katanya.
Aris mengatakan desa atau kalurahan yang tidak bisa mendapatkan setara dengan balai budaya karena terkendala lahan bisa mengajukan bentuk lain sesuai potensinya. Ia mencontohkan Kalurahan Pleret Bantul yang mendapatkan BKK Danais pembangunan Gerbang Pleret dengan arsitektur gaya Jogja.
“Arsitektur gaya Jogja, di Pleret ini sebelumnya juga dikaji oleh Dinas Kebudayaan DIY, kemudian dilakukan pembangunan dan saat ini ada bentuk fisik yang bisa ditampilkan,” ucapnya.
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Pengamanan Laga Tunda PSIS Vs Persebaya di Semarang, 4.700 Polisi Disiagakan
- Batal Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Erick Thohir: Saya Sudah Berjuang Maksimal
- Salurkan Zakat Lebih dari Rp173 M, BSI Bertekad Jadi Pondasi Ekonomi Syariah
- Piala Dunia U-20 Indonesia Batal! Ini Prediksi Sanksi dari FIFA untuk PSSI
Berita Pilihan
Advertisement

Benny K Harman Tuduh Mahfud MD Punya Ambisi di Balik Isu Transaksi Rp349 T
Advertisement

Deretan Negara di Eropa yang Bisa Dikunjungi Bagi Pelancong Berduit Cekak
Advertisement
Berita Populer
- Cegah Kekerasan Jalanan, DPRD Bantul Pertimbangkan Aturan Jam Malam
- Kapolres Kulonprogo Dicopot dari Jabatannya, Buntut Penutupan Patung Maria
- Pemda DIY Siapkan 3 Langkah untuk Kawal Pembayaran THR Tepat Waktu
- Danramil Rongkop Terlibat Kecelakaan di Jalan Imogiri, 1 Meninggal Dunia
- Tok! Pilihan Lurah di Gunungkidul pada 2024 Dipastikan Ditunda
Advertisement