Advertisement
Balai Budaya di DIY Bakal Dibangun Ideal & Lengkap
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pemda DIY berupaya membangun balai budaya secara ideal baik dari sisi luas tempat maupun fasilitas. Pembangunan balai budaya menggunakan dana keistimewaan itu diharapkan memberikan manfaat lebih luas kepada masyarakat.
Paniradya Pati Paniradaya Kaistimewan DIY Aris Eko Nugroho menjelaskan proses pembangunan balai budaya sebelumnya telah melalui kajian awal pada 2020. Hingga ada ketentuan terkait luas dan fasilitas yang ideal untuk balai budaya. Pembangunan balai budaya dengan fasilitas yang ideal mulai terlaksana pada Tahun Anggaran 2021 menggunakan Bantuan Keuangan Khusus (BKK) dana keistimewaan.
Advertisement
“Prioritas balai budaya ini dibangun di kalurahan budaya. Balai Budaya yang ideal di DIY baru mulai dibangun tahun 2021. Tetapi yang dimaksud ideal di sini ada yang belum dilengkapi gandhok kiwo dan gandhok tengen, ideal tetapi masih minimalis istilahnya. Saat ini [hingga awal 2022] sudah ada tiga balai budaya yang dibangun sudah ideal,” kata Aris kepada Harian Jogja, belum lama ini.
Aris menambahkan salah satu syarat utama suatu kalurahan budaya bisa mendapatkan BKK pembangunan balai budaya adalah harus mendapatkan izin terkait pemanfaatan tanah dari pemiliknya. Jika akan dibangun di atas tanah Sultan Grond maka harus mendapatkan izin dari kasultanan, begitu juga ketika akan didirikan di atas tanah desa maka harus melalui proses izin pemanfaatan tanah kas desa.
Pemda DIY secara khusus tidak menarget jumlah pembangunan balai budaya di wilayah DIY selama beberapa tahun ke depan. Karena pembangunan balai budaya tidak sekadar hanya fisik bangunan semata namun juga butuh dukungan berbagai aktivitas dan kreativitas warga, salah satunya terkait dengan seni.
"Karena berada di kalurahan budaya, maka syarat utama lagi keberadaan kelompok seni. Sedangkan untuk masalah tanah ini yang utama harus clear and clean, harus mendapatkan izin dari pemiliknya,” ujarnya.
Selain itu, luas lahan minimal harus 1.500 meter persegi agar pemanfaatan balai budaya lebih luas untuk pengembangan berbagai potensi di kalurahan. “Makanya balai budaya kami bikin yang ideal ada tempat merias, ada sound system, kalau perlu ada kantor kecilnya. Ada tempat khusus gamelan. Kalau tidak memiliki tempat nanti gamelan yang diberikan hanya ditumpuk, kami khawatirnya larasnya berubah, fisik berubah ada yang hilang dan sebagainya,” katanya.
Karena sejumlah persyaratan tersebut maka pada 2021 baru tiga kalurahan budaya yang siap untuk dibangun balai budaya yang ideal. Hanya saja belum semuanya memiliki gandhok kiwo dan gandhok tengen. Khusus untuk Sumberagung terkendala tempat, sedangkan Girikerto masih memungkinkan akan ditambah gandhok kiwo dan gandhok tengen. Sedangkan Panggungharjo akan menjadi salah satu contoh paling ideal di 2022 ini sebagai balai budaya yang memiliki gandhok kiwo dan gandhok tengen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Jangan Sepelekan, Kesalahan saat Keramas Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan
- Kembali Pimpin DPD KAI Jateng, Advokat Solo Ini Siap Beri Bantuan Hukum Gratis
- Tak Hanya Adu Cepat, Lomba Traktor di Klaten Jadi Ajang Curhat Petani
- Diutamakan Pakai QRIS, Transaksi Tiket Masuk Balekambang Solo Jadi Tantangan
Berita Pilihan
Advertisement
Muncul Penolakan Terhadap Ridwan Kamil di Jakarta, Begini Respons Ketua Tim Pemenangan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kembangkan UMKM Lokal, KPRI Kota Jogja Resmikan Mini Market Wiwara 7
- Rekomendasi Roti Sisir Enak di Jogja
- Tok! Tim Komunikasi Politik NU Sleman Sepakat Dukung Kustini-Sukamto di Pilkada 2024
- Sapma PP DIY Berkomitmen Bantu Warga DIY, Jaga Persatuan dan Keberagaman
- Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru, Berangkat dari Stasiun Tugu Jogja hingga Jebres Minggu 8 September 2024
Advertisement
Advertisement