Kulonprogo Bercita-cita Punya Destinasi Wisata Super Prioritas
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Dinas Pariwisata (Dispar) Kulonprogo memiliki target untuk bisa memiliki destinasi wisata super prioritas. Kulonprogo saat ini menjadi jalur penyangga Borobudur sebagai destinasi wisata super prioritas.
Kepala Dispar Kulonprogo, Joko Mursito, mengatakan visi pariwisata di Kulonprogo adalah kolaboratif, berbasis budaya, berkelanjutan, dan berkelas dunia. Menurutnya Dispar saat ini sudah mencantumkan destinasi-destinasi wisata unggulan di Kulonprogo.
Advertisement
BACA JUGA: KPK Angkut Berkas Perizinan Selama Haryadi Menjabat Wali Kota Jogja
Saat ini setidaknya ada empat kawasan strategis pariwisata daerah (KSPD) di Kulonprogo. Keempatnya adalah Suroloyo dan sekitarnya tempat geowisata menjadi unggulannya, lalu Kiskendo dan sekitarnya tempat wisata unggulannya adalah budaya. KSPD Sermo dan sekitarnya dengan unggulan agro wisata, dan juga pantai selatan KSPD berbasis alam. Wisata-wisata unggulan diperlukan agar pemerintah lebih fokus dalam membangun sektor pariwisata.
"Di era sekarang ini memang kami sudah mendorong agar Kulonprogo punya destinasi wisata super prioritas," ungkapnya dalam webinar Mendorong Pemulihan Ekonomi Melalui Pemasaran Digital Untuk Meningkatkan Minat Terhadap Atraksi Wisata, Selasa sore (07/06/2022).
Dia menjelaskan kapasitas sumber daya manusia di sektor wisata Kulonprogo terus ditingkatkan setiap tahunnya sebanyak 8-12 kali. Materi digitalisasi selalu dimasukkan dalam peningkatan kapasitas tersebut.
“Tahun lalu Kulonprogo dengan desa wisata mampu menjadi nominator 50 besar desa wisata se-Indonesia yang kategorinya adalah digitalisasi,” ucap dia.
Dia mengatakan sejak 2021 diadakan lomba gelar potensi desa wisata yang diikuti desa-desa wisata di seluruh Kulonprogo. Juri diperlakukan layaknya wisatawan.
“Jadi wisatawan diserahkan desa wisata. Diberikan paket wisata 24 jam. Di masa pandemi kami tata potensi di Kulonprogo dan mengemasnya dalam konten-konten, jadi bahan promosi ke luar daerah,” tuturnya.
Pegiat Pariwisata Kerakyatan Mentor di Desa Wisata Institute Rokhmadu Inuhayi mengatakan desa wisata mengenai digitalisasi sudah baik. Akan tetapi kendalanya saat ini adalah pada pengaplikasian.
BACA JUGA: Dibanjiri Protes, Penerapan Tarif Naik Candi Borobudur Rp750.000 Ditunda
Saat ini pengaplikasiannya baru pada sisi pemasaran, padahal digitalisasi bisa juga digunakan untuk manajemen keuangan dan lainnya. Diharapkan pemanfaatan digitalisasi bisa berkembang tidak berhenti pada sisi pemasaran saja.
“Tantangan internal dari desa wisata adalah karena teman-teman desa wisata kaum kolonial. Sementara yang melek digital adalah milenial. Agak susah dalam membuat penganggaran,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Puluhan Unsur Penyelenggara Pemilu Kena Sanksi Pemberhentian
Advertisement
Waterboom Jogja Rayakan Ulang Tahun ke-9, Ada Wahana Baru dan Promo Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Siaga Bencana Hidrometeorologi, Polres Bantul Siapkan Personel
- Pemda DIY Rayakan Hari Nusantara di Pantai Mlarangan, Harap Potensi Kalutan Kulonprogo Berekembang
- Petani di Bantul Kekurangan Ratusan Traktor, Pemkab Berharap kepada Pemerintah Pusat
- Pengelolaan Sampah ITF Bawuran Ditargetkan Beroperasi Februari 2025
- Gol Gustavo Buat PSS Sleman Curi Satu Poin dari Markas PSM Makassar
Advertisement
Advertisement