Advertisement
Wujudkan Akses Air Minum dan Sanitasi yang Aman di Sleman
Advertisement
SLEMAN—Visi Bupati dan Wakil Bupati Sleman periode 2021-2026 adalah Terwujudnya Sleman Sebagai Rumah Bersama Yang Cerdas, Sejahtera, Berdaya Saing, Menghargai Perbedaan dan Memiliki Jiwa Gotong Royong. Sejahtera yang dimaksud dalam visi tersebut adalah terciptanya masyarakat yang adil makmur ditandai dengan derajat pendidikan dan kesehatan serta kondisi ekonomi masyarakat yang lebih baik. "Salah satu perwujudannya dengan menyediakan akses terbaik untuk air minum dan sanitasi aman di Sleman," ujar Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo saat ditemui, Rabu (8/6/2022).
Dia menjelaskan air minum merupakan hal yang krusial sekaligus menjadi sumber dan kebutuhan dasar kehidupan. Oleh karena itu, kebutuhan dasar ini harus dipenuhi dengan sistem penyediaan air minum yang berkualitas, sehat, efisien, efektif, dan terintegrasi dengan sektor sanitasi. "Jika kebutuhan ini terpenuhi, maka masyarakat dapat hidup sehat, produktif, dan mampu meningkatan derajat kesehatan. Sanitasi dan air minum merupakan hal yang sangat berkaitan," katanya.
Advertisement
Dijelaskan Kustini, penyediaan layanan sanitasi layak sangat tergantung dari ketersediaan air minum yang layak. Demikian halnya dalam penyediaan air minum, di mana untuk mendapatkan air minum yang aman diperlukan upaya pengelolaan sanitasi yang baik. "Pemkab Sleman konsisten untuk mewujudkan penyediaan air minum dan sanitasi aman untuk masyarakat," ujarnya.
Selama 2021, capaian akses air minum telah mencapai 100%, dengan 20,60% merupakan jaringan perpipaan dan 79,40% merupakan jaringan non-perpipaan. Jaringan perpipaan perkotaan dikelola oleh PDAM Tirta Sembada, sementara jaringan perpipaan perdesaan dikelola oleh masyarakat melalui Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan Perdesaan (Spamdes) ataupun Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). "Sampai akhir 2021 Sleman memiliki 63 Kalurahan Pamsimas yang tersebar di 16 kapanewon, sedangkan jaringan non-perpipaan berupa sumur gali dimiliki warga secara mandiri," katanya.
Program Hibah
Untuk sanitasi difokuskan pada penyediaan akses layak dan aman air limbah domestik. Pada 2021 akses sanitasi yang layak dan aman air limbah domestik mencapai 98%. Akses sanitasi layak sebesar 76,23%, dan akses sanitasi aman 21,77 %. "Pemkab Sleman juga proaktif mengikuti sejumlah program terkait dengan pembangunan dan peningkatan layanan air minum dan sanitasi, misalnya Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Infrastruktur Sanitasi [sAIIG]," katanya.
Program lainnya yakni Program Hibah Air Limbah Setempat, Program Hibah Air minum perkotaan (HAMP), serta Program Hibah Air Minum Berbasis Kinerja (HAMBK). Ke depan, Pemkab secara bertahap memperbaiki dan meningkatkan akses air minum dan sanitasi aman, serta berkomitmen untuk menyelesaikan 2% masalah sanitasi.
“Hal ini membutuhkan bantuan, kolaborasi dan sinergitas semua pihak, yaitu Pemkab, swasta, dunia usaha dan masyarakat. Dengan semangat sesarengan mbangun Sleman mari wujudkan 100 persen akses air minum dan sanitasi aman di Sleman," kata Kustini. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
KPK Periksa Mantan Ketua KPU Arief Budiman Terkait Kasus Hasto Kristiyanto
Advertisement
Bali Masuk 20 Besar Destinasi Wisata Terbaik di Asia Tahun 2025
Advertisement
Berita Populer
- Sleman Anggarkan Rp896 Miliar untuk Infrastruktur di 2025
- 2 Bulan Beroperasi, TPST Modalan Hanya Mampu Mengolah Sampah 16 Ton per Hari
- DPRD Kota Jogja Umumkan Penetapan Walikota Jogja Terpilih, Jadwal Pelantikan Masih Menunggu
- Menu MBG di Sleman Hari Kedua: Lauk dan Sayur Tetap Nikmat Meski Tanpa Susu
- Banyak Sampah Dibuang di Hutan Gunungkidul Akibat Minimnya Kesadaran Warga
Advertisement
Advertisement