Advertisement

Produksi Susu Sapi di Sleman Terimbas Wabah PMK

Abdul Hamied Razak
Kamis, 23 Juni 2022 - 20:47 WIB
Bhekti Suryani
Produksi Susu Sapi di Sleman Terimbas Wabah PMK Ilustrasi sapi - Pixabay

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN- Penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di Sleman berdampak pada penurunan produksi susu sapi. Meski tidak terlalu signifikan, penurunan produksi susu sapi ini tetap membutuhkan perhatian pemerintah.

Ketua Kelompok Sapi Perah Sarono Bangkit, Balong, Umbulharjo Supardi mengatakan dari puluhan sapi perah di peternakan tersebut hanya tujuh ekor sapi yang terpapar PMK. Saat ini, ketujuh sapi yang terpapar PMK sudah dinyatakan sembuh oleh Puskeswan. Hanya satu sapi (pedet) yang mati. "Sekarang sapi-sapi yang terpapar PMK sudah sembuh. Ya produksi susu sapi menurun, tapi tidak terlalu banyak," katanya saat dihubungi Harianjogja.com, Kamis (23/6/2022).

Advertisement

Selama terpapar PMK hingga 20 hari proses penyembuhan, lanjut Supardi, sapi-sapi yang terpapar PMK tetap diperah. Hanya saja hasilnya tidak dijual belikan ke masyarakat. Untuk menutupi besaran kerugian para peternak, lanjut Supardi, koperasi memberikan subsidi kepada peternak. "Kalau per liternya misalnya dihargai Rp8.000, koperasi memberikan subsidi separuhnya. Ini untuk membantu peternak dan menekan angka kerugian," katanya.

BACA JUGA: Penerbangan Longgar, Penerbitan Paspor di Jogja Naik 157%

Dia berharap, pelaksanaan vaksinasi PMK segera dilakukan untuk melindungi sapi-sapi lainnya agar tidak terpapar PMK. Selama wabah PMK terjadi, lanjut Supardi, peternak tidak melakukan transaksi jual beli hewan dari luar daerah. "Orang juga tidak sembarangan bisa masuk kandang. Kadang harus selalu bersih. Kami pun sebelum dan setelah dari kandang harus mandi. Seperti penanganan Covid-19," katanya.

Siti, salah seorang peternak dari Kelompok Peternak Sapi Perah Ngudi Makmur Sempon Wukirsari juga merasakan hal sama. Mesti begitu, ia belum memastikan jumlah penurunan produksi susu sapi miliknya. "Yang jelas adanya wabah PMK ini produksi susu sapi turun. Tapi turunnya sedikit. Saya punya lima sapi, tapi yang dua masih bunting, dua lainnya masih pedet. Hanya satu yang bisa diperah (diproduksi)," katanya.

Terkait penurunan produksi susu sapi di Sleman, Kepala Dinas Peternakan Pakan dan Perikanan (DP3) Sleman Suparmono membenarkan. Dari sebanyak 2.804 ekor populasi sapi perah di Sleman Dinas mencatat hanya 252 ekor sapi perah yang terpapar PMK. "Wabah PMK ini, sangat berpengaruh ke produksi susu," katanya.

Meskipun hanya sedikit sapi perah yang terpapar PMK, namun hal tersebut berdampak pada penurunan produksi susu sapi di Sleman. Namun jumlah penurunan produksi tidak terlalu signifikan. "Kalau produksi susu sapi sebelum PMK 7.664,75 liter setelah ada wabah PMK produksi menurun menjadi 6.363,50 liter atau turun 1.301,25 liter," katanya.

Dinas, lanjutnya, masih menunggu datangnya vaksin PMK dari Kementerian sehingga pelaksanaan vaksinasi PMK belum dilakukan. "Belum semua daerah mendapatkan vaksin PMK ini. Sepertinya masih prioritas di wilayah yang kasusnya lebih banyak," ungkap Pram kepada Harian Jogja.

Untuk menekan penyebaran kasus PMK, katanya, masing-masing Puskeswan terus berupaya melakukan berbagai upaya pencegahan penularan dan penyembuhan hewan yang terpapar PMK. Hanya saja, ketersediaan obat-obatan dan vitamin sudah mulai menipis. Padahal DP3 sudah mengajukan bantuan obat-obatan dan vitamin ke Pusat.

"Obat-obatan kami meskipun menipis, tapi masih cukup untuk beberapa hari mendatang," ujar Pram.

Terhitung Rabu (22/6/2022) dilaporkan ternak yang terserang PMK di Sleman mencapai 2.759 kasus. Sebanyak 2.733 ternak suspek dan 26 terkonfirmasi. Dari jumlah tersebut, 2.612 sakit, 98 sembuh, 41 mati dan delapan ekor dipotong paksa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Bidik Dugaan Penggelembungan Harga APD Covid-19

News
| Sabtu, 20 April 2024, 14:17 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement