Advertisement
1.894 Ternak di Bantul Terpapar Penyakit Mulut dan Kuku, Vaksin Menipis
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Bantul terus merebak. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul mencatat 1.894 ternak yang terpapar PMK. Dari jumlah tersebut, enam ternak mati.
Kepala DKPP Bantul Joko Waluyo mengatakan ternak yang mati sebagian besar adalah domba dan sudah dikubur oleh pemiliknya. Sementara, ternak yang sembuh sebanyak 210 ekor.
Advertisement
BACA JUGA: Melerai Perkelahian, Lurah Timbulharjo Bantul Dipukuli Hingga Berdarah & Dioperasi
“Data terbaru ada 210 ternak di Bantul yang sembuh dari PMK, mayoritas sapi dengan jumlah 191 ekor dan domba 19 ekor,” kata Joko, Jumat (24/6/2022).
Joko mengatakan ternak sembuh dari PMK setelah dirawat dan diberi obat-obatan oleh dokter hewan di masing-masing kapanewon. Ternak yang terinfeksi PMK diisolasi dan diberi vitamin.
Sebagian besar hewan yang terserang PMK adalah dari luar Bantul. Menurut Joko, sebenarnya tidak ada obat untuk PMK, karena jenis penyakit tersebut adalah virus, sehingga pengobatan yang dilakukan adalah hanya untuk mengurangi gejala.
“PMK itu virus tak ada obatnya, obat hanya untuk kurangi gejala. Ada vitamin dan antibiotik untuk mengurangi panasnya dan mengeringkan lukanya, dan menambah nafsu makan,” ucap Joko.
Ketersediaan vaksin sudah menipis dan tidak bisa diberikan kepada semua ternak yang terserang PMK. DKPP masih menunggu vaksin dari Pemerintah Pusat.
Ia mengaku sudah mengajukan vaksin sejak dua pekan lalu. Menurut informasi yang dia peroleh, vaksin dari Pemerintah Pusat sudah datang di Pemda DIY. “Kami masih menunggu berapa jatah vaksin yang diperoleh untuk Bantul,” katanya.
Sementara jumlah vaksin yang dia ajukan sebanyak 72.900 sesuai dengan jumlah populasi sapi di Bumi Projotamansari.
BACA JUGA: Jalan Menuju TPST Piyungan Memprihatinkan, Rusak karena Dilalui Truk Sampah hingga Tambang Batu
Joko mengatakan dari jumlah ternak yang terserang PMK, 19 ekor sudah dipotong paksa oleh jagal atau pemiliknya. Ia berujar ternak yang terserang PMK dagingnya masih aman untuk dikonsumsi. Sebab PMK bukan zoonosis atau penyakit hewan yang menular ke manusia. Hanya bagian kepala, jeroan, dan kaki tidak diperkenankan untuk dikonsumsi demi keamanan. Bagian tubuh tersebut harus dibuang dan dikubur.
Ketua Komisi B DPRD Bantul Wildan Nafis meminta DKPP mengawasi ketat lalu lintas hewan ternak dari luar Bantul untuk menekan wabah PMK. Ia juga berharap peternak sapi dan kambing di Bantul tidak menjual hewannya ke luar daerah untuk mencukupi kebutuhan hewan kurban pada Iduladha mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Peringati Sumpah Pemuda, Karang Taruna Rejowinangun Gelar Rejowinangun Fest 2024
- Ruang Melamun Bisa Jadi Rekomendasi Toko Buku Lawas di Jogja
- BKAD Kulonprogo Terbitkan SPPT, Nilai Pajak Bandara YIA Tahun 2024 Rp16,38 Miliar
- Grand Zuri Malioboro Corporate Gathering Nobar Home Sweet Loan
- Pilkada 2024: Politik Uang Tak Pengaruhi Preferensi Pemilih di Kota Jogja
Advertisement
Advertisement