Berdayakan Pedagang Sayur, Pria Ini Bikin Platform Daring
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN--Kepedulian sosial seorang warga Sleman bernama Janu Muhammad ini diwujudkan dengan membuat platform yang bisa memberdayakan pedagang sayur agar bergerak ke arah digitalisasi. Namun, tak berhenti di situ, kewirausahaan sosial itu juga memiliki visi untuk mengajak orang-orang berbagi lewat sedekah sayur.
Seorang warga Sleman, Janu Muhammad, sejak 2020 mengembangkan layanan sayur online bernama Sayur Sleman.
Advertisement
Kala itu, ide layanan ini dilatarbelakangi oleh kondisi pandemi yang membuat orang tuanya yang berprofesi sebagai pedagang sayur di Pasar Sleman mengalami sepi pembeli saat ada aturan physical distancing.
Era digital ini pun membuat Janu terpikir untuk membawa aktivitas jual-beli sayur di pasar itu ke ranah daring. Kegiatan itu dirasa akan jadi tren, sebab pandemi membuat orang-orang mulai terbiasa berbelanja makanan dan kebutuhan serba online. Maka, belanja sayur pun juga bisa dilakukan secara daring.
BACA JUGA: Kode QR untuk Beli BBM Bersubsidi Juga Akan Diterapkan di SPBU Sleman
Janu yang kala itu berprofesi sebagai guru di sebuah sekolah swasta itu kemudian membuat layanan sayur online bernama Sayur Sleman. Dia mempromosikannya lewat media sosial Instagram.
"Rupanya, pelanggan pertama itu justru tetangga di kampung sebelah. Kami belum pernah kenal, tetapi mungkin mereka menemukan kami lewat tagar di Instagram," kata Janu ketika diwawancarai soal ide awal Sayur Sleman, Selasa (28/6/2022).
Janu dan istrinya pun membuat jadwal pengantaran, yaitu setiap pagi dan sore hari. Mereka akan mendata pesanan dan membelanjakan sayurnya di Pasar Sleman. Setelah itu, sayur segera dikirimkan untuk menjaga kesegarannya.
Pesanan pun datang dari berbagai penjuru. Di sela-sela kegiatan mengajar, Janu mengirimkan sayur segar kepada pelanggan. Saat itu, dia memberikan promosi bagi pelanggan yang belanja dengan nominal minimal Rp70.000, maka mendapatkan gratis ongkos kirim sejauh 11 kilometer.
"Paling jauh saya kirim ke Klaten [Jawa Tengah]. Tetapi sekarang, gratis ongkos kirimnya untuk jarak tiga kilometer," jelasnya.
BACA JUGA: Wajib Jilbab di Sekolah Diganti Diimbau, Pegiat Pendidikan: Sama Saja Mewajibkan secara Halus
Berkat layanan sayur online itu, pedagang di Pasar Sleman pun bisa tetap berjualan sayur. Bahkan, pelanggannya bisa meluas tidak hanya di sekitar lingkungan pasar.
Tak hanya membantu pedagang pasar, langkah Janu bersama Sayur Sleman juga memudahkan pelanggan yang ingin membeli sayur dengan mudah tanpa harus khawatir tertular virus. Bahkan, beberapa kali Janu dimintai tolong oleh warga luar kota untuk mengirimkan sayur kepada keluarga di Jogja.
"Pernah ada orang dari Bali pesan sayur untuk orang tuanya yang tinggal di Turi, Sleman. Saat kami kirimkan ke rumahnya, ternyata oleh mereka sayur itu benar-benar ditunggu," ungkapnya.
Sedekah
Jika tadinya pelanggan Sayur Sleman memesan sayur lewat Instagram dan Whatsapp, maka kini mereka bisa memesan via web. Ke depannya, Janu ingin mengembangkan Sayur Sleman menjadi startup sayur online yang juga memiliki aplikasi.
Terlebih, setelah Sayur Sleman mendapatkan sponsor usai terpilih dalam Urban Innovation Challenge dengan dukungan UNDP Accelerator Lab Indonesia dan Ecoxystem pada Desember 2021 lalu.
Kendati demikian, pria 29 tahun ini tak ingin usaha sayur online-nya hanya berfokus pada profit. Sebab, sejak awal ia berfokus pada social entrepreneurship atau kewirausahaan sosial. Sehingga, Janu ingin usahanya bisa memiliki dampak yang positif dan bisa membantu banyak orang.
"Segmen Sayur Sleman itu kalangan menengah ke atas. Sebab, ada syarat minimal belanja Rp70.000. Sementara bagi yang kurang mampu, kita punya program sedekah sayur," ujar Janu.
Sejak September 2020, Sayur Sleman memiliki tiga titik lokasi untuk pembagian sedekah sayur. Antara lain di Dusun Mangunan dan Ngemplak di Caturharjo, Sleman serta di Kricak, Tegalrejo, Kota Jogja.
"Siapapun bisa berdonasi dengan nominal berapapun. Donasi itu akan kami salurkan ke warga kurang mampu di tiga titik lokasi berupa paket sayur dan lauk," kata dia.
Saat ini, sudah ada 200 donatur yang turut serta dalam sedekah sayur. Setiap Jumat pagi, warga di ketika titik sudah mengantre untuk menunggu pembagian sayur dari donatur.
Kendati menjalankan dua hal, yaitu bisnis dan sosial, namun Janu memastikan keduanya tidak saling tercampur. Dia menyebut, dana untuk sedekah sayur betul-betul disalurkan seluruhnya untuk para penerima manfaat pada program sedekah.
"Mungkin ini membuat Sayur Sleman punya karakter unik, karena kami juga mengajak berbagi. Bagi kami, berbagi itu bisa dimulai dari hal yang paling kecil dan paling dekat, kepada orang-orang di sekitar kita," kata dia.
Janu pun berharap gerakan berbagi ini bisa meluas dan diikuti oleh banyak orang. Ia ingin misi saling memberi dan menerima ini bisa terus digalakkan di masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pasangan Ridwan Kamil-Suswono Tak Daftarkan Gugatan MK hingga Batas Akhir
Advertisement
Mingguan (Jalan-Jalan 14 Desember) - Jogja Selalu Merayakan Buku
Advertisement
Berita Populer
- Warga Diminta Waspada Cuaca Ekstrem pada Desember Ini
- Renovasi Stadion Maguwoharjo Sleman Disesuaikan dengan Standar FIFA
- Pentas Teater: Sang Raja Mogok Kembali Dikenang lewat Aksi Teatrikal
- Menkomdigi Meutya Hafid Kunjungi Kampung Cyber Jogja
- Dishub Bantul Siapkan Kantong Parkir Hadapi Libur Natal dan Tahun Baru
Advertisement
Advertisement