Alih Fungsi Lahan, Jumlah Petani Tembakau DIY Turun 5% per Tahun
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Alih fungsi lahan yang terjadi secara masif di wilayah DIY membuat jumlah petani menurun. Kondisi ini juga terjadi pada petani tembakau yang ikut beralih ke profesi lain.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau DIY Triyanto menjelaskan cepatnya alih fungsi lahan pertanian ke sektor lain di wilayah DIY memang bukan isu baru. Kondisi lahan pertanian berubah menjadi perumahan, pabrikan dan beragam sektor industri lainnya terjadi selama beberapa tahun terakhir, terutama di wilayah Sleman.
Advertisement
“Jadi posisi saat ini lahan semakin sempit, maka dampaknya jumlah petani seperti petani tembakau juga menurun,” katanya dalam diskusi dengan serikat pekerja rokok, Senin (9/8/2022).
Ia mengungkap pada posisi saat ini jumlah petani tembakau di DIY berada di angka 15.000 orang, sebanyak 5.000 di antaranya berada di wilayah Sleman. jumlah itu menurun setiap tahun dengan rata-rata penurunan sekitar 5%. Ia mencontohkan kawasan Sleman di wilayah timur sebelumnya banyak ditanami tembakau, akan tetapi saat ini sudah beralih menjadi industri pabrik plastik hingga pabrik kayu lapis.
“Selain jumlah petani berkurang, lahan pertanian tembakau juga terus menurun setiap tahun. Bahkan penurunannya di angka 20 persen hingga 25 persen. Karena dialihfungsi jadi kawasan industri dan perumahan tadi,” ujarnya.
Baca juga: Perokok Dewasa Punya Hak Pakai Produk Tembakau Alternatif
Selain itu penyebab lain karena harga tembakau yang terus menurun. Bahkan rata-rata petani yang menanam tidak balik modal alias merugi. Berbeda dengan medio antara 2010 hingga 2012 harga tembakau bisa mencapai Rp300.000 per kilogram. Tetapi pada 2021 ini harga per kilogramnya Rp70.000. “Maka para petani ini beralih profesi juga dari sebelumnya menanam tembakau karena rugi, maka saat ini jadi ikut proyek seperti jadi pekerja kasar,” katanya.
Ketua Forum Serikat Pekerja Rokok DIY Waljid Budi Lestarianto menambahkan kondisi penurunan itu tidak hanya terjadi pada petani namun juga pekerja pabrik rokok. Hal ini dipicu adanya kenaikan cukai sehingga pabrik memilih untuk mengurangi karyawan. Ia memperkirakan akan terjadi PHK buruh pabrik di DIY sekitar 1.200 orang akibat kenaikan cukai. Saat ini jumlah buruh rokok di DIY sekitar 5.000 orang.
“Karena berdasarkan adanya kenaikan cukai 10 persen ada 1.000 buruh rokok yang di-PHK, jadi kalau terus naik ya pekerja juga pasti menyusut. Selain adanya kampanye anti rokok, perda kawasan tanpa rokok. Ekosistem pertembakauan ini dalam kondisi kurang baik,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Warga Keluhkan Pembakaran Sampah oleh Transporter, DLH Bantul Siap Bertindak
- 2 Sekolah di Kulonprogo Ini Berpotensi Terdampak Pembangunan Tol Solo-Jogja-YIA
- Viral Aksi Mesum Parkiran Abu Bakar Ali Jogja, Satpol PP Dorong Adanya Kontrol Sosial
- Pemkot Berkomitmen Selesaikan Sampah dari Hulu sampai Hilir
- Dorong Pilkada Lebih Fair dan Bermartabat, PDIP Kulonprogo Bentuk Satgas OTT Politik Uang
Advertisement
Advertisement